Chapter 1 : Awal Pertemuan
Genre : Fantasy, Action/Adventure, Romance, Friendship, Family
Rated : R
Disclaimer : By Rheta and Guro's Friend, OC
Warning : Sebagian cerita dan tokoh-tokoh dibawah ini saya ambil dari tempat saya Roleplay. Jika ada kesamaan waktu dan kejadian, maupun kesalahan apapun mohon dimaafkan, mohon bantuannya sand pie m(_ _)m.
Genre : Fantasy, Action/Adventure, Romance, Friendship, Family
Rated : R
Disclaimer : By Rheta and Guro's Friend, OC
Warning : Sebagian cerita dan tokoh-tokoh dibawah ini saya ambil dari tempat saya Roleplay. Jika ada kesamaan waktu dan kejadian, maupun kesalahan apapun mohon dimaafkan, mohon bantuannya sand pie m(_ _)m.
COSA, sebuah negara yang sama sekali tak dikenalnya, bahkan bisa dibilang ini pertama kali baginya menampakkan diri di kota yang penuh dengan hiruk pikuk manusia. Melangkah tak tentu arah, bahkan jika saja ia berharap mati ia ingin sang Algojo mengabulkan permintaannya segera. Sampai kaki kecil itu membawanya pada sebuah pohon Maple, pohon Maple dimusim gugur yang terasingkan dari tengah kota. Ya.. pohon Maple itu tumbuh jauh dari pusat keramaian, sebuah pemandangan yang mewakili perasaannya memang, sedikit dramatisir ataupun tragis, entahlah. Tak lama kemudian sehelai kertas mendekatinya, seakan memberi isyarat, ‘pungutlah aku yang terbuang ini’, jari - jarinya yang kecil merangkai kertas yang dipungutnya menjadi mainan kecil berbentuk pesawat.. setidaknya benda ini menjadi berguna untuk menghiburnya.
“ Membosankan.., “ lenguhan lembut terdengar bersamaan dengan angin yang menerbangkan kertas tersebut. Namun belum sempat terbang tinggi kertas itu sudah jatuh.
“ Hmm? “ pesawat kertas melandas tepat dihadapan seorang pria yang kebetulan sedang melintas. Manik hijaunya menelusuri datangnya benda itu berasal, dan didapatilah sesosok gadis itu, tengah duduk merengkuh memeluk lututnya, dan tak lama kemudian kedua wajah itu bertemu, “ selamat siang.. “ sapaan yang ramah dari gadis bernama Kyoko tersebut, walaupun suasana hatinya sedang berbanding balik daripada senyumnya yang merekah saat ini.
“ Hai.. namaku Rei, “ pria yang memiliki rambut coklat kemerahan dan mengenakan Kinagashi berwarna merah bata. Tanpa basa basi memperkenalkan diri sekaligus mengembalikan pesawat kertas yang sempat dipungut tadi.
“ Terima kasih.., “ Kyoko menerima pesawat kertas itu, “ Kyoko Yuzuki.. “ tidak lupa juga Kyoko membalas salam perkenalannya.
“ Salam kenal, Kyoko-san. “ Rei benar-benar tidak memiliki rasa canggung terhadap orang yang baru dikenalnya, berbeda dengan Kyoko, perasaan waspada sekaligus takut pasti menyelimuti dirinya ketika bertemu orang baru.
“ Ung.. apa yang sedang anda lakukan disini, Rei-san? “ ucapan khas formalnya kembali ia gunakan disituasi ini.
“ Kebetulan lewat.. “ tukas Rei.
“ Rei-san ingin menuju ke suatu tempat? “.
“ Hnn.. tak ada tujuan pasti? “.
“ Begitu.., tidak ada tujuan pasti ya.. “ kata-kata tersebut mengingatkan akan perasaannya sekarang. Matanya yang sayu tak bisa disembunyikan kembali, bahkan Rei pun menyadari apa yang sedang dirasakan Kyoko.
“ Hnn.. ” tanpa disadari manik hijau milik Rei itu sudah menatap wajah Kyoko yang tertutup beberapa helai rambutnya sedari tadi.
“ A-ada apa? “ Kyoko menyadarinya.
Tatapan penuh arti dari manik hijaunya, seakan Rei menyadari sesuatu hal yang ada didalam diri Kyoko, tanpa ragu ia tepis helai rambut milik Kyoko, yaa.. orang yg diperlakukan seperti ini pasti merasa terganggu akan ketidak sopanan ini, namun Kyoko tetap bersikap tenang.
“ Jangan biarkan wajah itu tertutupi.. “ seringai penuh arti dari Rei tertampang.
“ Ahh.. me-memangnya kenapa? “ Kyoko sedikit menjaga jarak antara wajahnya dan wajah pria itu.
“ Hnn.. entahlah, mungkin wajah itu tidak akan jelas jika tertutupi. ” nada bicaranya tetap terdengar tenang, “ kau ingin mengunjungi suatu tempat? “ lanjut Rei.
“ A-apa yg bagus dari wajah ini Rei-san.., eh.. tempat? Kemana? “.
“ Apa kau pernah mendengar Kastil Guro? “.
“ U..uh sepertinya Kyoko pernah mendengarnya, tapi Kyoko belum pernah kesana “ ucapannya bermaksud menutupi identitasnya sebagai orang baru di kota ini.
“ Itu kastil milik geng Guro nee. Kau ingin ikut denganku kesana? “.
“ Geng? “ kata itu membuatnya penasaran dan tanpa pikir panjang, “ …baiklah, Kyoko ingin ikut kesana.. “ sebuah perkumpulan yang mungkin bisa menampungnya, itulah hal yang dipikirkan Kyoko saat menyetujui ajakan Rei tanpa pikir panjang, Kyoko juga mulai menebak mungkin Rei merupakan salah satu anggota dari geng tersebut, hal itu bisa dilihat katana yang tersarung disabuk Kinagashinya, pemandangan tersebut baru saja disadari Kyoko saat ia berjalan tepat dibelakangnya, namun Kyoko tidak ingin mengeluarkan 1 pertanyaan apapun atau mengusiknya.
Selama 15 menit berjalan, sampailah mereka pada sebuah gerbang besi dengan jerujinya yg besar, dan kastil tua yg berdiri kokoh dibaliknya, ya.. dapat ditebak langsung, itulah Kastil Guro. Rei membuka gerbangnya tanpa ragu, dan langsung memasuki halamannya. Tak ada keraguan lagi, sepertinya Rei memang salah satu dari anggota Guro ini. Kemudian langkah mereka berhenti tepat dihadapan pintu masuk kastil ini.
Rei berbalik menatap Kyoko, “ ya, sampailah kita pada tempatnya nona.. selamat datang di kastil Guro.. “ dan dibukanya pintu kayu yang besar itu, aula yang besar menjadi sambutan pertama untuk Kyoko, walaupun tak seperti aula pada kastil kerajaan pada umumnya yang mengkilap dan terlihat megah, justru aula ini terlihat seperti mengeluarkan aura seram.
Tanpa ragu Kyoko mendaratkan kakinya pada lantai aula itu, “ besarnya.. “ komentar pertama yang terlontar, namun tak terlalu jelas terdengar.
Rei juga menyusul memasuki aula itu,“ hee.. dimana orang-orang itu? “ batinnya.
“ Jadi.. apakah ada orang yang tinggal dikastil ini? Apa Rei-san termasuk anggota geng dari kastil ini? “, akhirnya Kyoko mempertanyakan hal tersebut.
“ Hnn.. pemilik kastil ini adalah Mori Tatsugi-sama.. apa kau mengenalnya? “ −Rei pun mulai memimpin langkah Kyoko, “dan.. yaa.. aku adalah Rookie Guro, jadi ingin mulai darimana tour kita nona? ” Rei berbalik menatap wajah Kyoko.
“ Begitu..,” − tebakan Kyoko terjawab sudah− “ ung.. Kyoko belum mengenalnya.., bagaimana jika dimulai dari tempat yang paling menarik disini? “ Kyoko mencoba tersenyum tenang.
“ Tempat paling menarik? “ jari telunjuknya menunjuk tepat pada sebuah lahan kosong yang luas pada jendela dibelakangnya, “ kurasa disana, disana adalah tempat kita berlatih nee~” dengan semangat Rei menjelaskan tempat itu, bisa dibilang tempat tersebut adalah halaman belakang kastil ini.
Kyoko melangkah mendekati jendela tersebut dan melihat pemandangan yang ada dibaliknya, “ …. kalian punya tempat latihan sendiri? He-hebat.. “.
“ Hmm.. mengagumkan mangsa baru telah datang.. “ sebuah suara dari seorang pria terdengar dari arah lain, entah dimana ia berdiri sekarang.
Rei berkata, ” ya.. begitulah.. “ −Tak lama kemudian Rei melirik sosok pria tersebut, tengah berdiri di balkon tangga aula ini, “ Ahh ternyata kau disana Ar.., kemarilah.. kita kedatangan tamu.. “ kekehnya.
Kyoko juga menyadari kehadiran pria tersebut, dan dilihatnya sosok itu menuruni tangga, perasaan tidak enak mulai menghantuinya lagi.
“ Siapa itu Rei-san? “ Kyoko mengeluarkan pertanyaannya dengan tenang.
Kini sosok itu tengah berdiri dihadapannya. Rei pun mulai memperkenalkannya, “ dia Arthur.. wakil ketua Guro..”, “ ahh.. dan ini Kyoko, tamu kita Ar.. “ Rei juga memperkenalkan Kyoko pada pria yang bernama Arthur itu.
“ Kyoko Yuzuki, senang bertemu denganmu wakil ketua.. “ tukas Kyoko langsung memperkenalkan diri dengan formal.
“ Jangan hiraukan aku, kalian berdua lanjutkan saja apa yg ingin kalian lakukan.” ujar Arthur tanpa basa basi meninggalkan mereka berdua.
“ Hei.. hei..” Rei menahan Arthur sebelum ia pergi, “ kau sangat tidak ramah nee.. beginikah caramu menyambut tamu? “ ucap Rei dengan santai.
Wajah dingin dari Arthur seketika mengingatkan Kyoko pada pria yang pernah ia temui. Indra penciumannya sekaligus daya ingatnya akan aroma khas dari tubuh Arthur, meyakinkannya, “ sepertinya Kyoko pernah melihatmu.. “ suaranya terdengar lemah, namun masih bisa terdengar. Bersamaan dengan itu, mata milik Kyoko berubah menjadi merah menyala, sepertinya efek samping dari menggunakan kemampuan penciumannya yang tajam itu yang membuatnya semakin tampak. Rei tanpa sengaja melihat perubahan warna mata Kyoko.
Senyuman tipis penuh arti tampak dari wajah Rei, “seperti yang kuduga kau bukan mahluk biasa nee.. “ batin Rei. Rei memang sudah menyadari dari awal ada hal yang mengganjal pada diri Kyoko, namun ia tak mengungkapkannya dahulu. Mungkin Rei ingin meyakinkan dirinya sekali lagi.
“ Aku tidak pernah bertemu siapa-siapa sebelum kalian.. “, ucap Arthur langsung pergi meninggalkan mereka berdua.
“ Hhh.. maafkan akan sikapnya, dia memang agak pemalu..” celoteh Rei tidak dihiraukan Arthur sama sekali, “ hnn.. Kyoko, kau ingin bergabung ke geng ini? “.
“ …….. “ pertanyaan Rei membuat Kyoko terdiam sementara, “ Bergabung? Kyoko baru saja mengenal tempat ini dan juga Rei-san.. “
“ Kau menolak? “ potong Rei
“ Ti-tidak.. “ Kyoko terdiam sementara kembali, ada banyak hal yang menganggu benak Kyoko yang tidak bisa diungkapkannya secara langsung, Kyoko menggantinya kesebuah pertanyaan, “ tapi kenapa Rei-san ingin Kyoko bergabung disini? Kyoko hanya lah wanita yang lemah.. dan sepertinya anggota disini terlihat lebih kuat, dan lebih berguna daripada Kyoko.. “.
Rei terkekeh pelan mendengar pertanyaan Kyoko, “ tidak apa.. kita hanya ingin menambah anggota keluarga saja nee.. tidak masalah kan? “.
Kyoko mulai tidak bisa berpikir panjang lagi, dan pada akhirnya Kyoko menyetujuinya,
“ Tapi.. “, “ baiklah.. Kyoko akan bergabung.. “.
“ Yare.. yare.. si bodoh itu menculik wanita lagi nee?!? ” seorang gadis dengan surai silver keunguannya tiba-tiba tampak berjalan mendekati Rei, “ hei budak! Kau culik dia darimana nee ! “ tangan gadis yang tersarung dengan sarung kulit warna hitam mencubit pipi Rei dengan santainya.
“ S-s-sa..sakit.. “, pekik Rei, “ Seenaknya saja berbicara.. aku tidak menculiknya, aku menyelamatkannya dari rasa kesepian.. “ ujar Rei dengan intonasi yang datar, “ ahh! Kyoko, ini Shine, dia adalah tuanku, perkenalkan..”.
Setelah tangan itu mencubit, giliran sepatu boots hitamnya yang menginjak wajah Rei, “ hnn.. begitukah?, ah! Benar, Shine Koumi Hikari, salam kenal Kyoko-san “ Shine tersenyum ramah pada Kyoko, “ dan jangan terlalu dekat dengan mahluk ini, dia sedikit liar deshou! “ mahluk yang dimaksud adalah Rei, dan sepertinya Rei pasrah dengan perlakuan gadis berkemeja putih dengan dasi merah yang dilapisi setelan jas hitam serta mengenakan rok hitam pendeknya, yang merupakan tuannya, Shine.
Dibelakang mereka juga disusul dengan sosok wanita lain, berdiri dengan surai hitamnya yang panjang, sorot matanya yang berwarna hitam legam menatap perlakuan Shine terhadap Rei sekaligus terkekeh pelan karena tingkah mereka, sepertinya pemandangan tersebut merupakan hal yang lucu baginya.
“ Yo Jane.. “ sapa Rei pada gadis yang ternyata bernama Jane.
“ Ehh.. apa Rei-san?” jawab Jane
“ tidak apa-apa, kemarilah, kita kedatangan anggota baru.. Kyoko..” ujar Rei memperkenalkan Kyoko sekali lagi.
Kyoko yang sedari tadi terdiam melihat perlakuan Shine terhadap Rei akhirnya berkata, “ a..ah.. baiklah Shine-san.. “ ia menjawab peringatan Shine, “ uh.. salam kenal semua “ Kyoko menundukkan badannya sebagai salam perkenalan.
“ Kyoko? “ balas Jane
Kyoko menyahut perkataan Jane, “ iya.. Kyoko Yuzuki, salam kenal.. Jane-san..”.
“ hm.. salam kenal Kyoko..” ucap Jane dengan senyum simpulnya.
“ Semuanya.. terima kasih sudah mau menerima Kyoko disini, Kyoko senang, mohon bantuannya semua.., “ tiba-tiba Kyoko kembali membungkukkan badannya lagi didepan mereka.
“ Tidak perlu formal begitu…” sahut Arthur yang tiba-tiba saja muncul kembali.
“ Ahh.. Ar kemana saja kau tadi? ” sahut Rei yang sudah bebas dari ‘belenggu’ kaki Shine.
“ Santai saja nee, kita disini sudah seperti keluarga, semoga kau cepat terbiasa dengan suasana disini “ ucap Shine disusul dengan lengan Shine yang menyikut tubuh Ar, entah apa maksudnya itu.
“ Oiya.. ngomong-ngomong dimana ketua? Dia belum tampak daritadi.. “ tukas Rei.
“ Dia tidak ada dikastil ini, mungkin keluar dengan urusannya.. entahlah. “ Arthur menjawab dengan intonasi khasnya yang berkesan malas, “ maaf semua.. sampai disini saja sesi perkenalan kita, sekarang kembali ketempat kalian masing-masing “ ucap Arthur yang kemudian meninggalkan tempat itu (lagi).
“ Ah.. baiklah.. kau ingin berkeliling lagi Kyoko? “ tanya rei
Kyoko mengangguk, mengiyakan ajakan Rei, “ ung..”.
Menyadari dirinya yang hampir putus asa setelah banyak hal yang dilaluinya. Saat ini ia memiliki keluarga baru, Guro. Namun masih ada beberapa hal tentang dirinya yang masih disembunyikan dari mereka, Kyoko ragu jika ia mengatakan hal yang sebenarnya para anggota Guro bisa saja membunuh Kyoko, jadi untuk sementara ini ia bungkam akan hal itu, sampai ia siap mengatakannya.. mungkin?
- To Be Continued -
Tidak ada komentar:
Posting Komentar