My Playlist

Kamis, 22 September 2016

Yomigami Journey Beginning Wiki ( Mori Tatsugi )



Hay! Hay! Apa kabaar semua?! Masih menunggu chapter berikutnya? #krik #krik
Sebelumnya Author-chan mau memperkenalkan salah satu character yang ada di Fanfic berjudul "Yomigami Journey Beginning"
Sesuai request! Author-chan memperkenalkan Mori Tatsugi, ketua dari Geng Guro. Tepuk tangan pemirsaaaaah #plak.

Oke langsung saja, tidak perlu basa-basi lebih panjang, kita perkenalkan :



 Penampilan :
Mori memiliki rambut berwarna silver dengan 2 sisi rambut belakangnya yang memiliki panjang yang berbeda dengan helai rambut lainnya dan selalu menjuntai melingkari lehernya. Memiliki mata berwarna kuning dan kulit putih pucat. Selalu mengenakan hakama putih dengan corak abu-abu, terkadang ia mengenakan jubah kebesarannya juga yang memiliki lambang burung bangau emas pada bagian punggung jubahnya. Dan memiliki katana berwarna silver.

Mori Tatsugi


Kepribadian :
Sebagian besar sikapnya adalah tenang. terkadang menyepelekan suatu hal kecil atau ceroboh, meskipun begitu ia memiliki kebijaksanaan. Mori juga terkadang sering menghilang dari kastil tanpa sepengetahuan anggota. Seluruh anggota Guro dibuat penasaran akan urusan apa yang dilakukan Mori, namun Mori tidak pernah mengatakannya. Itu juga menimbulkan kesan misterius terhadapnya. Walaupun begitu Mori tidak pernah melepas tanggung jawabnya terhadap anggota.

 

Background :
Mori lahir saat jaman Shogun atau Era Meiji, Era dimana banyak Samurai yang hebat Berjaya. Mori sendiri merupakan perwujudan roh bangau. Jadi bisa diperkirakan umurnya ratusan tahun, meskipun begitu, fisiknya tidak bertambah tua seiring berjalannya waktu. Belum diketahui asal mula keluarga Mori Tatsugi. Seperti nama marganya, Tatsugi. Sepertinya dia lahir bukan dari keluarga manapun, melainkan muncul dengan sendirinya sebagai perwujudan roh bangau. Tujuan hidupnya juga belum diketahui sampai saat ini.

 

Yup sekian perkenalannya. Untuk request selanjutnya mau memperkenalkan siapa nih? 
Tulis dikomen yaaa atau calling-calling difbnya Author juga boleh biar lebih mesra~~ #jdaak

Terima kasih. ^^

Kamis, 15 September 2016

Yomigami Journey Beginning



Chapter 3 : Nyawa
Genre : Fantasy, Action/Adventure, Romance, Friendship, Family
Rated : R
Disclaimer : By Rheta and Guro's Friend, OC
Warning :
Author habis mengalami masa Writer Block, jadi kemungkinan besar cerita ini hanyalah percakapan yang tidak bermutu #plak. Mohon maaf jika masih ada kesalahan pada pemilihan kata yang tepat. Kritikan anda sangat membantu untuk memperbaiki cerita ini.

“Pemandangan yang indah” ucap gadis bersurai hitam panjang −yang sedang duduk pada ujung permukaan  tebing yang menjulang tinggi dibelakang kastil Guro. Mata hitamnya yang legam nan tajam menatap seisi kota COSA yang bisa terlihat dari atas sini, disinari mentari pagi yang hangat.
“Bagaimana jika aku jatuh dari tebing ini?” ucap gadis itu dengan tenang, namun nampak senyuman yang damai dari bibirnya seakan hal itu merupakan hal yang indah baginya.
Tapi sebelum gadis itu melaksanakan imajinasi yang memenuhinya, dari belakang datang sosok lain dengan yukata hitam dan corak merah bunganya, melangkah mendekati gadis itu, “Jane.. Jane.. chan~ apa yang sedang kau lakukan disini?” sapa Kyoko dengan suara sopran khasnya –pada gadis yang bernama Jane itu.
Gadis yang berbalut dress hitam tanpa lengan itu tetap menatap pemandangan didepannya, “hay Kyoko” begitulah balasan sapaan ramahnya, tanpa harus menoleh pun Jane sudah mengetahui siapa yang menyapanya. Suara Kyoko memiliki khas tersendiri.
“Ingin bermain?” ucap Kyoko yang sudah berjongkok disisi Jane, entah sejak kapan kedua gadis ini begitu akrab.
“Boleh.. kau mau main apa Kyoko?” jawab Jane tanpa menatap wajah Kyoko.
“Bola?” ucap Kyoko antusias, dan entah kapan Kyoko sudah membawa bola yang sudah dipamerkan dihadapan wajah Jane saat ini.
“Bola?” ujar Jane terheran, “baiklah” ucap Jane mengiyakan ajakan Kyoko yang bersikap seperti anak kecil sekarang.
Mungkin hanya permainan ini yang Kyoko ketahui untuk mengusir kebosanannya, mereka pun saling melemparkan bolanya kesatu sama lain. Bagi Jane, Kyoko hanyalah gadis kecil polos yang perlu ditemani, tapi siapa kira jika Kyoko sebenarnya memiliki umur yang lebih tua dibandingkan Jane. Lantas, kenapa Kyoko memilih permainan anak kecil ini? Bagi Inu, ini adalah permainan yang menyenangkan, begitulah sekiranya.
“Selamat pagi, Kyoko-chan, Jane-chan” sapa dari arah lain lagi terdengar.
Kyoko menoleh pada sumber suara tersebut.
“Selamat pagi Shine” balas Jane lebih dulu daripada Kyoko yang menyadari sapaan itu berasal dari Shine. Gadis bersurai silver ungu pucat, dan berpakaian ala detektif itu.
“Oh.. selamat pagi Shine-chan~” disusul Kyoko, serta bola yang melambung melewati Kyoko, “Ah! Shine-chan awas!” peringatan akan bola yang melambung itu kepada Shine.
Namun dengan sigap Shine menangkap bola itu dengan kedua tangannya, “whop! Hampir saja..”
“Ah.. untung saja..” ucap Kyoko lega.
“Apa yang sedang kalian mainkan, nee?” ucap Shine sembari memutar-mutar bola ditangannya.
“Aku hanya menemani Kyoko bermain bola” ucap Jane dengan senyumnya.
“Bermain bola?” ucap Shine dengan nada sedikit herannya.
“Iya, bermain bola, Shine-chan” ucap Kyoko antusias.
“Pfft.. kau pasti bercanda? Ada yang lebih asik dibandingkan hanya lempar tangkap seperti itu, nee..” Bola yang semula berada dikedua tangan Shine berubah fungsi seketika menjadi bola basket, saat Shine mulai memantulkan bolanya pada tanah, “contohnya seperti ini, dan.. shoot!” kedua tangan Shine dengan lihainya menembak bola tersebut, seakan terdapat Ring dihadapannya. Tapi..
Bola itu jatuh, dan menghilang kedasar tebing. Sekejap suasana pun menjadi hening.
“Tembakan yang bagus, Shine, hihi” tukas Jane dengan santainya, dan sedikit mengandung sindiran dari nadanya.
“Ah.. maaf…, aku lupa ini diatas tebing.” senyum canggung tampak diwajahnya.
Emerald merah Kyoko hanya meratapi kepergian bolanya yang baru saja dimiliki, “Kyoko rasa, Kyoko lebih menyukai permainan lempar tangkap desu..,”
“Ehehe, sudahlah Kyoko, kita bisa membelinya lagi nanti bersama, oke?” rayu Shine.
 “Ngomong-ngomong ada perlu apa kau kesini Shine?” potong Jane dengan mengajukan pertanyaan kepada Shine.
“Ah! Iya.. Aku hampir lupa. Mori menyuruhku untuk mengumpulkan seluruh anggota Guro di aula kastil pagi ini. Akan ada misi besar yang harus kita jalankan, nee..”
.
.
“………”
.
.
“..Ee? Tunggu.. Pagi ini?? Itu berarti sekarang?! Ya ampun! Apa yang kalian lakukan?! Cepat berkumpul ke aula sekarang deshou!” ujar Shine yang menjadi panik tiba-tiba.
“Huh?” respon Jane terhadap kepanikan Shine.
“Misi besar? Misi apa itu, Shine-chan?” disusul Kyoko.
“Cepat bergegas anak-anak!” dengan cepat kedua tangan Shine menarik kain baju yang dikenakan Kyoko dan Jane tanpa mengindahkan pertanyaan-pertanyaan dari mereka.
“Shi-Shi- Shine-chan yukata Kyoko! Yukata Kyoko!” pekik Kyoko. Kebalikan dari Jane, justru wanita ini pasrah tubuhnya ditarik oleh seniornya.


Tak lama kemudian, seribu langkah dari ketiga gadis ini terdengar menggema di aula kastil Guro. Mereka sangat terburu-buru, namun sesampainya mereka pada Aula itu. Pemandangan diluar ekspetasi, justru aula ini kosong, belum ada satupun anggota lain yang berkumpul.
“…Etto.., tidak ada orang disini?” respon Kyoko saat melihat seisi aula kastil.
“Apa yang dilakukan Mori disaat penting ini? Kemana dia? Dan kemana yang lainnya?!” gumam Shine. “Seharusnya mereka ada disini sekarang, apa mereka terlambat? Yang benar saja,” lanjut celoteh Shine.
“Entahlah.. apa mereka mati?” sikap itu memang menjadi ciri khasnya, dia tidak pernah menganggap semua serius, penuh lelucon dan gurauan, itulah Jane.
“I-itu tidak mungkin, Jane-chan!” jawab Kyoko dengan polosnya terhadap basa basi Jane itu.
“....” Shine menghiraukan pembicaraan mereka, seakan tau apa yang mereka bicarakan berikutnya.
Tiba-tiba pintu utama aula kastil Guro terbuka lebar dengan kerasnya. Menimbulkan suara hentaman yang keras sehingga ketiga gadis itu terhening dan beralih pandangan pada sosok yang membuka pintu itu.
Kinagashi berwarna merah bata yang hampir senada dengan rambutnya, dengan jubah yang membalut diluar kinagashi pria itu. Tak salah lagi, pria itu adalah Rei. “Hee? Hanya kalian?” begitulah Respon Rei saat melihat para anggota yang berkumpul hanya terdiri dari 3 orang saja.
“Seperti yang kau lihat deshou” raut wajah Shine sedikit menampakkan rasa kesal.
“Baiklah, mau bagaimana lagi..” sosok itu kemudian melangkah melewati ketiga gadis itu.
Ketiga mata gadis itu hanya memperhatikan gerak gerik pria itu.
Tap!
Gemaan alas kaki Rei yang menaiki sebuah balok kayu −membuat dirinya berdiri lebih tinggi dibandingkan lainnya terdengar. “Yo!” ia berbalik setelah itu, “Wahai seluruh anggota Guro, Fujiwara Rei, sang Rokkie Guro, berdiri disini untuk mewakili pesan dari ketua” seru Rei walaupun pendengarnya hanyalah ketiga gadis tersebut.
 “Malam ini persiapkanlah diri kalian untuk misi besar yang akan kita hadapi. Misi ini merupakan misi yang sangat berbahaya, ahh.. kalian sudah terbiasa dengan kata ‘sangat berbahaya’ itu bukan? Baiklah, bagaimana jika itu kuganti ‘dapat menghilangkan nyawa kalian’?”
“Kau terlalu banyak basa basi, cepat katakan saja apa misinya!” ucap Shine yang sudah kehilangan kesabarannya.
“Ahh.. kau mengganggu saja, Nee” protes Rei. “Baiklah.., misi kita kali ini adalah, berburu harta karun.”
.
.
.
“Hanya berburu harta karun?” respon Jane.
“Ya.. tapi, berburu harta karun ini bukan seperti yang kau pikirkan nona,” Rei menyeringai, “Yang ikut serta akan misi ini akan diberangkatkan ke Negara Mesir, dengan kendaraan khusus tentunya, jadi.. siapa yang akan ikut serta? Dan.. mengingat soal kendaraan kita yang tidak dapat menampung lebih dari 10 orang, jadi.. mantapkanlah keputusan kalian, karena yang ikut misi ini, harus benar-benar siap kehilangan nyawa.” Senyum ‘manis’nya kini yang menghiasi wajahnya.
“Huh? Kau pikir ada berapa banyak anggota kita? Tentu, aku ikut deshou.” tegas Shine.
“Hee.. Itu baru Nee-sama kesayanganku” ucap Rei dengan logat khasnya.
“Kyo-Kyoko ikut,” ucap Kyoko, walaupun sempat ada nada keraguan disitu.
Rei menoleh tepat kearah Kyoko, “Kau yakin, nona?”
“Uh.., Ya! Kyoko yakin desu, jika bersama teman-teman Kyoko yakin!” ucap Kyoko yang tiba-tiba berubah menjadi antusias.
Kekehan kecil yang menjadi respon Rei itupun terdengar, “Baiklah, lalu?” manik hijau itu melirik pada sosok gadis surai dan mata berwarna hitam yang berdiri tepat dihadapannya, Jane.
Maksud tatapan mata pria itu dimengerti Jane, “Negeri Mesir ya? Aku tidak ikut, itu merepotkan”, jawab Jane.
“Hhh.. Baiklah, yang ikut serta harap berkumpul diatap saat matahari terbenam,” Rei kembali turun dari ‘panggung’ kecilnya itu, tanpa sebuah pidato penutup. Dan sosok itu berjalan meninggalkan aula.
“Tunggu!” suara Shine menghentikan langkah Rei. “Bagaimana dengan yang lainnya?” lanjut Shine,
“Tenang, ketua sudah mengurusnya..” jawab Rei semenanya sembari melanjutkan langkahnya. Dan menghindari perdebatan yang akan datang dari tuannya itu.
“Hah! Lalu apa maksud ketua menyuruhku untuk mengumpulkan seluruh angggota?! Hey budak kemari kau! Cepat jelaskan apa maksud ketua?! Dan kemana dia!” dan benar saja apa yang diperkirakan Rei. Dua sosok itu meninggalkan aula, menyisakan Kyoko dan Jane disitu, mereka hanya terdiam menatap kelakuan Rei dan Shine.
.
.
.
.
“Kalo begitu,” ucapan Jane memecah kesunyian diantara mereka, “semoga sukses ya nanti malam, sampai jumpa, Kyoko.” ucap Jane tanpa basa basi dan kemudian meninggalkan Kyoko.
“Eh? Ba-baik, terima kasih Jane-chan” Dan akhirnya hanya Kyoko sendiri yang berada di aula itu.

Matahari mulai terbenam. Tiba saatnya bagi seluruh anggota Guro berkumpul ditempat yang dijanjikan sebelumnya. Kendaraan khusus yang akan membawa mereka ke tujuan tiba tepat pada waktunya. Helikopter besar mendarat tepat dihadapan mereka, namun bukan Helikopter biasa yang menjadi kendaraan anggota geng Guro saat ini, kendaraan ini telah dimantrai khusus agar dapat sampai ketempat tujuan dengan cepat, ya.. kendaraan ini lah yang akan membawa mereka melewati waktu.
Seluruh anggota segera bergegas memasuki kendaraan itu tanpa membuang waktu lebih lama lagi, dengan paduan dari sang wakil dan rookie Guro. Tidak ada yang menanyakan kenapa ketua tidak tampak lagi didalam misi penting ini? Mungkin itu sudah menjadi hal biasa oleh mereka.
Dan dalam kecepatan penuh mereka pun berangkat menuju Negara yang jauh itu, Mesir.
Piramida yang menjadi tempat penyimpanan ‘Lumbung Emas’ itu lah target mereka. Dan tepat tengah malam Helikopter itu tiba ditujuan. Seluruh anggota pun keluar. Suasana sekitar Piramida terlihat sepi dan gelap, mereka tidak menyadari dari kegelapan sana terdapat beberapa pasang mata yang mengawasi mereka. Sepertinya mereka terusik dengan kedatangan Guro.
 “Biar kuperingatkan pada kalian, didalam Piramida ini terdapat kekuatan roh yang menjaga harta dari sang legenda Fir’aun, kita tidak tau apa kekuatan roh ini, jadi berwaspadalah kalian..” tegas Rei kepada seluruh anggota Guro. Rei memimpin ‘pasukan’ misi ini.
“Periksa barang bawaan kalian, jangan lupakan senter, makanan, minuman, perlengkapan obat-obatan, dan beberapa amunisi lainnya. Dan ingat, senjata yang kalian bawa, gunakanlah dengan bijak, jangan ada penyerangan brutal, gunakanlah untuk melindungi diri.” lanjut instruksi yang diberikan dari Arthur, wakil ketua Guro.
Masing-masing anggota pun memeriksa tas mereka. Mereka tidak merasa takut ataupun gugup, kecuali Kyoko. Hal yang maklum bagi seseorang yang baru pertama menjalankan misi, namun Kyoko tetap menyembunyikan perasaan gugupnya itu.
“Yosh! Kyoko siap!” Helaan nafas untuk menenangkan diri sedikit terdengar ditengah-tengah ucapannya itu.
“Hati-hati Kyoko-chan, disini gelap, kau bisa terjatuh nee.. yah walaupun bulan malam ini tampak penuh” Shine berdiri tepat dibelakang Kyoko.
Emerald merah itu pun menghadap pada sang Luna yang bersinar penuh itu, “Shine benar.. bulannya tampak terang desu..” namun karena pantulan sinar itu, emerald merah dari Kyoko tampak menyala, pemandangan itu tidak sengaja terlihat oleh Shine. Namun Shine tetap menghiraukannya, mungkin itu memang warna mata Kyoko, begitulah dipikirannya.
Sepasang mata yang sedari tadi mengawasi mereka perlahan menghilang, suasanapun berubah. Aura negatif mulai menyebar, dan pertama kali dirasakan oleh Kyoko. Karena Kyoko yang memiliki insting inu, “sepertinya ada yang mendekat kesini” ucapan Kyoko menghentikan beberapa aktivitas anggota lainnya.
Hal yang mendekat, sebuah pasukan, atau kekuatan Roh yang konon melindungi Piramida, entahlah? Gelapnya malam ini membuat mereka kesulitan melihat dalam jarak jauh. Meskipun terdapat sinar Bulan.
Cklek!
Sebuah revolver berwarna hitam legam dikeluarkan oleh gadis bersurai silver keunguan itu, senjata andalan Shine, “Hnn?? Manusia lain kah?” ia bersiaga dengan revolver itu.
Kyoko menyorot lampu senter −yang dibawanya sedari tadi− pada sumber suara gemuruh yang ada dihadapan mereka.
“…?!”
.
.
“GRAAA!!”
Sebuah kapak melayang diudara, mendekat kearah Kyoko dan Shine tentunya,
“Shi-Shine-chan awas!”
“Wowowow!”
“Kyoko! Shine!” teriak Arthur.
Beruntung kedua gadis itu memiliki reflek yang bagus sebelum kapak itu menancap ditubuh mereka. Kyoko berhasil menghindari dengan melompat ketempat yang aman, sedangkan Shine bergeser dengan cepat kesisi yang lain, “itu tadi berbahaya tuan” ucap Shine sembari mengarahkan bidikannya kearah musuh itu.
DAARR!
Dan bidikan itu tepat mengarah kekepala mahluk itu, “RRGGHHH” satu mahluk tumbang. Tindakan mereka pun semakin brutal saat mengetahui salah satu temannya mati. Mereka bukan pasukan manusia, melainkan..
“Anubis!” teriak Kyoko, “mereka pasukan Anubis,” peringat Kyoko. Seluruh anggota pun berwaspada.
“Kyoko, tetap didekatku” ucap Shine, “etto? Apa kau tidak membawa senjata apapun, nee?” Shine menyadarinya saat Kyoko terlihat gugup.
“Se-senjata? Kyoko tidak punya senjata, tapi Kyoko punya tenaga dalam desu” ucap Kyoko disertai senyumnya yang canggung.
“Yang benar saja..” seekor Anubis mendekatinya, hendak meluncurkan serangannya dengan sabit, namun serangannya berhasil digagalkan oleh kesigapan Shine dalam bertarung menggunakan revolvernya, beberapa tehnik bela diri juga diterapkannya, Shine berhasil menumbangkan dua anubis.
“Aaa! Lepaskan!” lengkingan suara Kyoko terdengar setelah itu. Diluar perkiraan beberapa Anubis ada yang muncul dari belakang mereka, dan salah satunya menangkap Kyoko.
“Kyoko!” Shine berniat melepaskan Kyoko dari anubis itu, tapi Anubis lain sudah berdatangan mendekatinya. Tak hanya mendekatinya Anubis itu juga menangkap Shine, “Kyaaa! Lepaskan aku anjing bodoh!!” teriak Shine, Shine berusaha melepaskan dirinya namun nasib buruk menimpanya, revolver miliknya terlempar karna salah satu Anubis yang menyerangnya, “Revolverku!!”.
Hanya senter satu-satunya pegangan Kyoko, tanpa pikir panjang Kyoko menggunakan ‘senjata sementara’ nya itu untuk melepaskan diri, “Ugh!” Kyoko menancapkan senter itu pada mata Anubis, membuat Anubis yang menangkapnya kesatikan,
“GRAA!”
“Shin- Agh!” baru saja ia melepaskan diri, sudah kembali ditangkap oleh Anubis lain.
Rei bertindak cepat, dengan brutalnya ia menyayat beberapa Anubis didepannya, “Nee, cepatlah!” Kuroitsu Rei juga berhasil menebas kepala Anubis yang menangkap Shine. Shine pun bebas dari belenggu Anubis itu.
Suara tembakan lain terdengar yang tak lain dari Arthur. Arthur juga bertarung dengan senjata andalannya.
Dar!
Kepala Anubis yang menangkap Kyoko berhasil ditembak oleh Arthur,”kau tidak apa-apa, Kyoko?”.
“Terima kasih Arthur-san” Kyoko tidak menyangka pria yang pertama ia temui bersikap dingin ini ternyata memiliki sisi lain, “Hati-hati Arthur-san! Yang lain mendekat!”
Arthur kembali menembaki beberapa Anubis yang mendekat, “tetap dibelakangku Kyoko”.
“Pintu Piramida terbuka! Cepat masuk kedalam Piramida, ini hanya membuang tenaga kalian, ayo lari!” Rei berteriak memperingatkan anggota lain.
“Yang benar saja, Hyaaa!!” Shine berlari sembari menembaki semua Anubis secara brutal.
“Agh!” Arhur terjatuh karena sesuatu menahan kakinya, “tangan?” dan tak lama kemudian beberapa mumi muncul dari dalam tanah, “Mu-mumi?” beberapa mumi pun bermunculan menyusul para Anubis yang datang mendekat.
Rei dengan sigap membelah mumi tersebut, “Ayo Ar,” ucap Rei sembari mengulurkan tangannya untuk membantu Ar berdiri, “aku akan menahan mereka darisini, kau dan yang lainnya cepat lari.”
“Kau yakin Rei?”
“Hyaaah!” Rei tidak menjawab pertanyaan Arthur, melainkan kembali menyerang para Anubis dan mumi secara brutal.
“Hoy! Arthur, Rei cepat masuk, aku tidak bisa menahan para Anubis ini lama-lama” ucap Shine sembari menembaki para musuh. Dibelakangnya, Kyoko berdiri mengkhawatirkan yang lainnya.
“Ayo! Rei-san” Kyoko berteriak memanggil Rei yang masih jauh diluar Piramida itu.
Arthur berhasil masuk, “pintu akan tertutup, sial, Rei! Pintu Piramida akan tertutup, cepatlah!” Rei masih disibukkan dengan para mumi dan Anubis yang menyergapnya.
“Cih! Siaal! Mati kalian semuaaa!” teriak Rei, namun segala usahanya tidak berhasil, Pintu Piramida pun tertutup.
“Rei-san!” teriakan Kyoko terdengar disela-sela waktu pintu itu tertutup.
Ruangan dalam pun menjadi gelap, tidak ada yang tau apa yang telah menimpa Rei diluar sana,
“Sial!” Shine hendak menarik pelatuk granat yang ia bawa didalam tasnya, ia berniat menghancurkan pintu Piramida yang tertutup itu, namun sebelum niatnya itu terlaksana, Arthur segera menghentikannya, “jangan Shine, ledakannya bisa menghancurkan Piramida ini”.
“Cih!”
“Tidak apa-apa, Rei pasti baik-baik saja, Kyoko yakin itu” ucap Kyoko dengan tenang.
“Sekarang tujuan kita adalah harta karun, fokuslah pada hal itu.” Disusul ucapan Arthur.
Dihadapan mereka saat ini adalah lorong gelap yang panjang dengan obor kecil sebagai penerangan disisi kanan kiri dindingnya. Mereka pun menelusuri lorong tersebut, sampai akhirnya ujung lorong itu ditemukan.
“Tangga?” suara Shine menggema didalam lorong itu.
“Sesuatu mendekat..” potong Kyoko, saat insting inunya merasakan kehadiran mahluk lain. Shine dan Arthur pun bersiaga.
“Anubis kah? Mumi kah?” gumam Shine.
Suara derik perlahan terdengar menuruni tangga tersebut,
“Ular?” tukas Arthur.
“Kalajengking raksasa!” ucap Kyoko saat melihat seekor kalajengking raksasa mendekatinya. Kyoko dan yang lainnya segera mundur menjauhi tangga itu.
“Cih! Kita ambil jalan lain saja!” ucap Shine.
Namun sebelum mereka berbalik beberapa kalajengking raksasa lainnya sudah memenuhi lorong.
“Kita terkepung..” ucap Arthur.
“Apa yang harus kita lakukan sekarang?” ucap Kyoko yang sudah mulai panik.
“Mau tidak mau kita harus melawannya deshou!” ucap Shine sembari menembaki salah satu ekor Kalajengking, tapi peluru Shine tidak mempan pada tubuh Kalajengking itu.
“Tempurung?” gumam Shine, “Sial, tubuhnya seperti dilapisi baja anti peluru, kalau begini terus..”,
JLEB![?]
Tiba-tiba sebuah panah menancap tepat pada ekor salah satu Kalajengking raksasa itu, membuat Kalajengking itu marah dan berubah sikap menjadi liar, ia berdiri layaknya manusia seakan ingin menerkam mangsanya.
“Kyaaa!”
Tapi sebelum kalajengking itu menapakkan kaki-kakinya, panah kedua melesat kambali menembus bagian bawah Kalajengking itu. Dan Kalajengking itu pun mati.
“Ee?” Kyoko, Arthur, dan Shine dibingungkan dengan panah yang datang itu berasal.
.
.
.
 “Yo semua! Tsu datang, hahaha” ucap sosok pria dengan wajah berbinarnya.
“Tsu?!” Shine terkejut
“Hee?” respon Kyoko bingung terhadap pria ini.
“Heh” Arthur hanya tersenyum menyambut kedatangan Tsu.
Ya Tsu, anak laki-laki dengan surai biru tua, dengan wajah feminim yang khas, senyumnya adalah senyum yang paling murah dianggota Guro, dan dia satu-satunya pemanah dianggota Guro.
“Apa semua baik-baik saja?” walaupun ia laki-laki, tetapi suaranya tidak seberat laki-laki. Laki-laki Shota? Tentu saja bukan. Dia banci? Tidak juga, itu memang ciri khasnya.
“Ya..” Kyoko menjawab.
TAP!
Tiba-tiba sosok pria lain mendarat dihadapan mereka, pria dengan surai putih dan hakama putih dengan corak abu-abunya, kedua tangannya menggenggam sebuah Katana dengan warna yang seragam dengan Hakamanya, dan..
SYUT![?]
Katana itu diayunkannya sehingga mengeluarkan sebuah kekuatan yang membuat seluruh Kalajengking itu terpental.
“Mori?” ucap Arthur terkejut.
“Mo-mori-sama?” begitu juga Kyoko.
“Mori?! Tunggu? Kenapa kau? Ahsudahlah!” disusul Shine.
Ya, Mori ketua Guro datang bersama Tsu entah darimana, “Sepertinya kekacauan telah terjadi, maaf aku datang terlambat” ucap Mori sembari tersenyum menghadap mereka bertiga.
“Apa-apaan senyum itu nee?! Rei sepertinya sudah mati diluar sana, dan kau tidak tau bagaimana repotnya kita melawan para Anubis dan Mumi itu diluar sana? Dan kau?! Darimana kau masuk?!” Shine mulai meledak.
Namun Mori tetap tersenyum, “baiklah maaf.. maaf.. tapi sebaiknya kalian bergegas sebelum kalajengking itu kembali, aku akan menahan mereka disini, kalian segera naik kelantai 2. Tsu, kau ikut mereka.” Ucap Mori tenang.
“Baik ketua!” ucap Tsu sembari tersenyum lebar, “baiklah semua, ayo kita berjuang! Kita selesaikan misi ini” lanjut Tsu dengan semangat.
“Baik, terima kasih, Mori.” Disusul Arthur.
Arthur, Shine, dan Tsu pun berlari menaiki tangga, kecuali Kyoko. Kyoko mengkhawatirkan sang Ketua yang bertarung sendirian disitu.
Beberapa Kalajengking secara bertahap berdatangan, dan semakin banyak. Mendekati dan mengepung Mori.
“Kyoko? Apa yang kau lakukan?” Shine menyadari Kyoko yang masih berdiri dibawah sana, “Hoy Kyoko!” Shine mencoba memanggil Kyoko sekali lagi.
“Gawat teman-teman! Kalajengking itu datang darisini juga!” teriak Tsu yang kini dihadapkan dengan 2 ekor kalajengking raksasa. Hal itu mengejutkan Shine dan Arthur, tak terkecuali Kyoko dan Mori dibawah sana.
“Sial! Aku akan menyusul Kyoko dan Mori dibawah, kalian berdua hadapi 2 kalajengking itu!” sigap Shine segera menuruni tangga.
“Tidak ada pilihan lain” Arthur pun mengeluarkan senjata keduanya, “Tsu panah Kalajengking itu seperti tadi”,
“Ta-tapi itu akan berbahaya jika ia mengamuk?”
“Lakukan sekarang, Tsu” tegas Arthur.
“A..aa.. baiklah! Bersiaplah!” Tsu memanah ekor Kalajengking itu seperti saat pertama kali ia muncul.
Dan Kalajengking itu melakukan respon yang sama, berdiri seakan hendak menerkam mereka. Rantai milik Arthur dengan cepatnya mengikat dan menghentikan pergerakannya.
“Yosh! Dengan begini Kalajengking itu akan mudah ditusuk jantungnya!” antusias Tsu. Segera Tsu melesatkan panah keduanya, tapi mereka berdua lupa akan keberadaan Kalajengking lainnya. Kalajengking itu hendak menusuk Tsu dengan bisanya.
Arthur menyadari hal itu, “Tsu, disampingmu awas!”
“Apa?” Tsu terlanjur melesatkan panah itu, namun panah tersebut tidak melesat pada kalajengking yang ditahan oleh Tsu, melainkan melesat kearah lain. Karena pergerakan Tsu yang menghindari tusukan bisa tersebut, “Hwaah!”
Panah tersebut menancap pada atap bebatuan yang rapuh. Dan tidak dapat dihindari, bebatuan runtuh dari atas mereka.
“Sial..” Arthur dengan sigap melepaskan rantainya untuk menghindari reruntuhan batu itu. Arthur selamat, disisi lain, kalajengking pertama mati karena tertindih bebatuan tersebut. Tapi disisi lain, kelajengking kedua masih hidup dan menyerang Tsu. Tsu memang cepat dalam pertarungan jarak jauh, tapi jika dipertarungan jarak dekat, Tsu tidak ada apa-apanya. Tsu terkena bisa racun dari Kalajengking tersebut.
“Maaf Arthur, sepertinya aku hanya sampai disini saja” ucapnya dengan tersenyum.
“Tsu?!”
.
.
.
.
Sementara itu dibawah.
“Mori-sama! Apa kau tidak apa-apa?!” ucap Kyoko saat mendapati Mori terluka karena pertarungan dengan beberapa kalajengking yang mengepungnya.
“Apa aku terlihat baik-baik saja, Kyoko-san?” ucapnya dengan tersenyum, walaupun nafasnya saat ini sedang terengah-engah.
“Ma-maaf..”
Shine datang dan segera membidik beberapa kalajengking yang mendekat, “Hoy Mori, dasar kau ini ceroboh, ayo cepat kita lari, ini tidak akan ada habisnya”
“Kalian larilah, aku akan melawan mereka” lengannya terluka karena sabitan dari ekor kalajengking itu, dan tenaganya pun hampir habis jika didengar dari nafasnya yang tidak teratur.
“Kau ini! Bukan saatnya bertindak sok pahlawan bodoh!” Shine segera menuntut tubuh Mori untuk berjalan menaiki tangga.
“Maafkan Kyoko, Shine, Kyoko tidak berguna disaat seperti ini, seharusnya Kyoko tidak ikut misi ini dari awal seperti Jane-chan, Kyoko tau, Kyoko akan merepotkan yang lainnya” ucap Kyoko dengan perasaan menyesal.
“Ini bukan saatnya kau menyesali itu Kyoko, sekarang bantu aku, aku akan melindungi kalian dari belakang,” ucap Shine.
“Ba-baik..” Kyoko segera menggantikan Shine menuntun jalan Mori.
DAR! DAR!
Dan suara tembakan pun terdengar dari belakang, “Amunisiku tinggal sedikit, kalo seperti ini, kita tidak akan bisa keluar. Cih..”
Shine kembali membantu Kyoko menuntun jalannya Mori agar lebih cepat.
.
.
.
Arthur berhasil membunuh kalajengking kedua itu dengan pistol dan rantai miliknya, tenaganya juga sudah sedikit terkuras, “Tsu?” Arthur berusaha menghentikan peredaran racun didalam tubuh Tsu. Tapi tak ada pergerakan sama sekali dari Tsu.
“Sial.. kenapa kau bisa gugur secepat ini, Tsu” gumam pelan Arthur.
“Tsu! Arthur!, kalian tidak apa-apa?” teriak Shine dari sisi lain.
Pemandangan yang tidak menyenangkan bagi mereka bertiga. Terutama Mori. Sebagai ketua pasti ini adalah beban yang berat, karena tanggung jawabnya dalam menjaga seluruh anggotanya gagal.
“Oh tidak.. apa yang terjadi dengan Tsu?” Shine langsung berlari menyusul Arthur dan tubuh Tsu yang tergeletak ditangga.
“Cih.. kita harus cepat mengobatinya” Shine segera mengambil beberapa obat-obatan dari tasnya. Tapi usaha itu dihentikan oleh Arthur, “Jangan, Shine.. jangan sia-siakan obat-obatanmu itu. Racunnya sudah menjalar, sudah terlambat untuk mengobati Tsu” ucap Arthur dengan tenang.
Shine terdiam sementara, seakan rasa menyesal menghantui dirinya, ia menundukkan kepalanya, “Maafkan aku Tsu” Shine sedikit menampakkan ekspresi geram sekaligus kesal diwajahnya.
Tidak hanya Shine, Mori, Arthur, bahkan Kyoko, semuanya bersedih disana.
“Pertama Rei, sekarang Tsu, selanjutnya jangan ada yang gugur!” ucap Shine dengan tegas. “Baiklah, mari lanjutkan perjalanan lagi” lanjut Shine sembari kembali melangkah menaiki anak tangga itu kembali. Disusul dengan yang lainnya.
5 menit mereka menaiki anak tangga itu, sampai mereka bertemu dengan ujung anak tangga tersebut. Sebuah gerbang tertutup dengan kunci khusus. Kunci yang memiliki teka-teki khusus.
“Apa ini?” Tanya Arthur.
Shine mendekati kunci tersebut, ia memperhatikan setiap detail kunci tersebut, “kunci ini dibuka dengan puzzle” begitulah Shine menyimpulkannya dengan insting detektifnya.
Puzzle?” sahut Kyoko.
Shine mengarahkan Revolvernya menuju kunci tersebut, dan..
DAR!
Shine menembaki kunci tersebut. Sontak seluruhnya reflek menutup telinga mereka.
“Apa yang kau lakukan Shine?” Arthur terheran dengan tingkah Shine.
“Maaf, aku kira kunci ini sudah tidak berfungsi, ternyata dugaanku salah, kunci ini masih berfungsi oleh puzzle itu” ujar Shine kembali menelitinya.
“Jadi permasalahannya sekarang, hanya menebak puzzle apa yang terpasang itu?” ucap Mori.
“Kita harus menyusunnya.., etto apakah seperti ini..?” Shine membolak-balikkan beberapa pola aneh yang ada digerbang itu menjadi sebuah bentuk. Setelah itu mereka menunggu reaksi gerbang tersebut.
“…….”
“….”
“Tidak terjadi apa-apa?” ujar Arthur.
“..?!” namun lagi-lagi Kyoko menampakkan ekspresi yang membuat orang disekitarnya terkejut.
“Ada apa Kyoko-san?” ucap Mori yang menyadari pertama perubahan ekspresi Kyoko itu.
Tubuh Kyoko bergemetar, ucapan Kyoko pun sedikit terbata-bata, “Ss-se.. sesuatu yang sangat banyak mendekat kemari,” begitulah ucap Kyoko.
“Apa?!” begitulah respon Shine terhadap pernyataan Kyoko. Shine dan yang lainnya pun segera waspada.
“Sepertinya kunci itu membuka gerbang lain, Shine” ucap Mori dengan tenang, “aku akan menahan mereka kembali. Susun puzzle itu dengan benar, jika susunan itu salah, gerbang lain akan terbuka” begitulah ucapan Mori.
“Huh? Sial!” Shine dengan sigap berpikir dengan cepat.
“Aku akan membantu ketua” Arthur berdiri disisi Mori.
“Bau darah Rei-san” suara Kyoko terdengar bergetar, “Mereka mumi dan Anubis yang menyerang Rei dari luar sana” panik Kyoko semakin menjadi.
“Sial, jadi gerbang luar terbuka?!” Arthur berusaha tenang. Begitu juga dengan Mori.
Dan benar firasat Kyoko itu, Anubis tampak kembali dihadapan mereka.
“Khh! Shine cepat mereka datang!” Arthur segera menyerang Anubis tersebut. Disusul mumi yang datang, dan mumi itu segera dihadang oleh Mori.
“Haah! Aku mengerti, aku mengerti! Tenanglah!” Shine segera berpikir tenang dengan kemampuan ‘istimewa’nya. Ya ini adalah keistimewaan lain dari Shine, selain pintar bela diri dan menggunakan Revolver, gadis ini juga memiliki IQ diatas rata-rata. Itu sebabnya Shine menjadi salah satu anggota inti dari Guro, dan menjadi tuan dari sang Rookie Guro, Fujiwara Rei. walaupun Shine hanyalah manusia biasa.
Kyoko hanya terdiam disana, memandang Mori dan Arthur yang bertarung, dan Shine yang disibukkan dengan teka-teki gerbang tersebut, “apa yang harus Kyoko lakukan? Kyoko tidak tau harus berbuat apa? Kyoko tidak ingin menggunakan kekuatan itu” batin Kyoko terus berteriak.
“Ketemu!” teriak Shine tiba-tiba, tanpa memperpanjang waktu lagi, Shine segera menyusun puzzle tersebut, dan gerbang itu akhirnya terbuka.
“Yosh! Berhasil!, cepat semua masuk!” Shine segera berlari memasuki gerbang, “Kyoko ayo!”.
“Uh.. ba-baik, Mori-sama, Ar-san?” Kyoko menunggu mereka berdua.
Arthur tanpa pikir panjang langsung berlari sembari menarik tangan Kyoko memasuki gerbang tersebut. Tinggal Mori yang belum masuk.
“Mori cepatlah!” Shine berteriak pada Mori, kejadian serupa dialami kembali, gerbang itu perlahan mulai menutup.
“Mori! Gerbangnya!” Shine kembali berteriak, suaranya bisa saja habis karena ia berteriak terus menerus.
“Tidak.. jangan lagi..” batin Kyoko. Tubuh Kyoko seakan bergerak sendiri, melangkah maju hendak menyusul Mori, tapi tingkahnya dengan sigap segera dihentikan oleh Arthur,”Tidak Kyoko! Kau tetap disini!” tegas Arthur.
“Akh!” tubuh Kyoko sedikit terhentak karena genggaman kuat dari Arthur, “Heichou!” teriak Kyoko
“…. Orang itu” Shine pasrah akan sikap keras kepala dari Mori.
Mori hanya berbalik sembari menampakkan senyumnya sebelum gerbang itu tertutup, menatap mereka penuh antusias, dan gerbang pun tertutup.
Semua terdiam. Kini hanya bertahan 3 orang itu. Shine, Arthur, dan Kyoko. Tidak ada yang tau apa yang menimpa Mori diluar sana.
“Cih.. “ tanpa berkata apapun Shine kembali melangkah kedepan.
Air mata Kyoko mulai berlinang disitu, rasa takut, sekaligus sedih menghantuinya. Arthur yang mengetahui itu langsung menenangkannya, “jangan sia-siakan pengorbanan mereka, ayo Kyoko” Arthur mengulurkan tangannya kepada Kyoko.
“Ung..” Kyoko mengangguk, dan menyambut uluran tangan tersebut.
Mereka sampai pada lantai 2 Piramida ini. Sebuah ruangan yang sangat besar serta beberapa tumpukan emas menyambut mereka. Lumbung Emas Fir’aun. Mereka sudah sampai pada tujuan mereka.
“Kita sudah sampai tempat ini, tetapi kenapa perasaanku tidak puas?” gumam Shine.
“Akhirnya kita sampai,” ucap Arthur tanpa rasa senang sekalipun.
Begitu juga Kyoko. Ia tidak memiliki nafsu sama sekali terhadap emas disekelilingnya.
Semua terdiam ditempat itu, hening. Mereka menyadari ada sesuatu yang kurang dari semua ini.
.
.
.
“Baiklah, kalian masih punya tempat kan diransel kalian? Kita ambil emas ini secukupnya” ucap Shine memecah kesunyian.

Manusia, apa yang kalian lakukan dilumbungku?” sebuah suara menggema diruangan itu.
Arthur, Shine, dan Kyoko segera waspada.
“Maaf, Kyoko tidak menyadari keberadaan mahluk itu” ucap Kyoko pelan.
“Apa?” respon Shine, “mahluk?”
“Penjaga Lumbung ini” Arthur langsung menyimpulkan.
“Bukan, lebih tepatnya pemilik Lumbung ini” Kyoko memperjelas.
“Fir’aun?!?” Arthur dan Shine serontak kaget.
“Kekuatannya lebih besar dibandingkan pasukan sebelumnya” lanjut Kyoko.
“Cih..”
“Mati saja..”
“Yang benar saja..” Shine segera berlutut ditempatnya, hal itu mengejutkan Arthur dan Kyoko, “Apa yang kau lakukan?” Tanya Arthur.
“Wahai Mumy yang agung, kami disini hanya menyelidiki tentang kemegahan dan keajaiban yang ada diistanamu ini.. Akankah engkau mengijinkan?” seru Shine didalam ruangan itu.
“Hee?” respon Arthur.
“Etto” disusul Kyoko.
Dan sosok dengan tubuh besar itu pun muncul dihadapan Shine. Arthur dan Kyoko sedikit terhentak kebelakang.
“Ga-gawat..” gumam Kyoko, merasakan bahaya yang akan datang, “Shine cepat menjauh darisitu!” teriak Kyoko.
Tapi semua itu terlambat, “AKH!” pekik Shine saat disadari tubuhnya tercekik oleh Mumi besar itu, Fir’aun.
“Shine!” Arthur segera mempersiapkan dirinya untuk melepaskan Shine.
“Yang paling kuat disini harus mati lebih dahulu” ucap Fir’aun yang kemudian melemparkan tubuh Shine jauh kebelakangnya.
“Shine-chan!” teriak Kyoko
“Cih” Arthur dengan segera membidik kepala mumi besar itu, namun tak disangka, peluru yang menembus kepalanya kembali  dikeluarkan dari kepalanya itu, dan seketika luka bekas tembakan itu pulih.
“GRAAAA!!!” Mumi besar itu mulai marah, ia membangkitkan beberapa Anubis didekatnya, “Serang mereka!!” perintah sang induk kepada tentara bawahannya.
“Kenapa harus dihadapkan dengan Anubis ini lagi?!” protes Kyoko.
“Kyoko, tetap dibelakangku,” para Anubis pun menyerang mereka berdua, Arthur bertahan dengan sisa peluru terakhirnya dan rantai pengikatnya. Sementara Kyoko berlindung dibelakangnya.
Namun siapa sangka, mumi datang menyergap Kyoko dari belakang, “Uhp! Unggh!!!”
Reflek Arthur berbalik setelah menyadari beberapa mumi muncul dari belakangnya, dan salah satu mumi itu berhasil menangkap Kyoko, “Sial..” Arthur segera menyerang mumi-mumi itu, tapi serangan dari Anubis juga datang dari depannya, sebuah tendangan diluncurkan kearah Arthur, dan Arthur pun terhempas jauh kebelakang.
Braaak!
Tubuh Arthur terbentur dinding ruangan itu, sampai akhirnya tak sadarkan diri.
Tinggal Kyoko yang tersisa saat ini, “Nggh! Ungg!! Argh!” gigi taring Kyoko yang cukup tajam berhasil membuat dirinya terlepas dari tangan mumi yang menangkapnya itu.
“Shine-chan, Arthur bertahanlah!” ucap Kyoko berlari mendekati Fir’aun.
Tapi Anubis lain berhasil menangkapnya lagi, kali ini Anubis itu mencekik leher Kyoko, “Khh! Berhenti menyakiti, teman-teman Kyoko!” tubuh Kyoko pun terangkat oleh Anubis yang sedang dibawah kendali Fir’aun itu.

Kau bukan manusia”

Warna mata Kyoko perlahan berubah, cakar tajam yang ada ditangannya juga perlahan muncul, “lepaskan!” sayatan dari cakar Kyoko itu membuat dirinya lepas sekali lagi.
.
.
“Uhuk..” Shine akhirnya sadar dari pingsannya, darah keluar dari mulutnya itu, “sial.. punggungku,” punggung Shine terbentur saat ia terlempar ketumpukan emas karena Fir’aun tersebut, namun itu bukan hal yang fatal, “Akh!” justru lengan kanan Shine-lah yang lebih fatal sekarang, “Tanganku..” ya.. tangan kanannya mengalami cidera tulang patah.
“Kalo begini, aku tidak bisa menggunakan revolverku dengan baik..” gumam Shine. Pandangannya teralih oleh Kyoko yang sedang bertarung melawan Anubis dan mumi yang mengepungnya. “Kyoko? Tidak mungkin..”
Dan pemandangannya beralih menuju Arthur yang tak sadarkan diri, “Arthur..”.
Shine pun perlahan berjalan mendekati mumi besar itu, dengan tangan kirinya ia mempersiapkan revolvernya, “kelemahan.., pasti ada kelemahan” Shine juga bersiaga atas Anubis yang mungkin akan datang menyergapnya, namun.. Shine tidak melihat tanda-tanda Anubis ataupun mumi yang akan menyerangnya meskipun ada Anubis atau mumi yang menghadapnya. Justru hanya Kyoko lah yang diserang.
“Apa mereka..?” insting Shine dalam membaca situasi kembali datang. Ia kembali berfikir dan menyusun strategi.
“Apa mereka hanya menyerang apa yang dilihat Fir’aun?” Shine bergumam, “tapi.. tidak mungkin, bagaimana dengan para Anubis dan mumi yang ada diluar Piramida ini, dan kejadian dilorong itu. Saat itu Fir’aun tidak melihat kita, dan Arthur?”.
Shine kembali berfikir. Shine bergerak dibelakang Fir’aun itu memperhatikan tubuhnya perlahan. Dan sunggingan senyum pun merekah diwajahnya, “jadi begitu..”
“Beruntunglah kalian yang sedang terluka, karna Anubis dan mumi ini hanya menyerang mahluk yang masih ‘sehat’ saja, pantas mereka tidak menghabisi Arthur disana”
“Haha, jadi ada kemungkinan, Rei, Tsu, dan Mori masih hidup” senyum penuh kemenangan menghiasi wajah Shine saat ini.
“Itulah kelemahannya,” Shine segera melaksanakan aksinya. Disaat Kyoko sibuk melindungi dirinya dari Anubis dan mumi yang menyergapnya, Shine berlari menyusul Arthur yang tak sadarkan diri disana.
“Arthur? Arthur?” tidak ada tanda-tanda sadar akan dirinya, “sial, sepertinya dia terbentur cukup keras” Shine dengan sigap mengganti rencananya, “Maaf Ar, aku pinjam ini.” Shine mengambil rantai milik Arthur kemudian berlari menuju Fir’aun itu diam-diam, ia memutari kedua kaki Fir’aun itu.
“Yosh..” dan rantai itu ditariknya dengan kuat sehingga mengikat sekaligus menjatuhkan Fir’aun.
“Graaa!!” dan tubuh besar itu jatuh tepat dihadapan Shine.
Revolver pada tangan kirinya segera diarahkan pada tengkuk mumi besar itu, “nee apa kau tau kalau kelemahan terbesar manusia itu berada ditengkuk? Manusia saja bisa pingsan jika tengkuknya dihantam benda keras, bagaimana jika tengkuk ini aku bidik dengan benda berkecepatan tinggi ini?”
DOR!
Dan bidikan dari peluru terakhir milik Shine ini berhasil ditembakkan. Anubis dan Mumi yang menyerang Kyoko seketika berhenti kaku.
“Manusia..” dan tubuh Fir’aun itu pun berubah menjadi abu. Disusul seluruh pasukannya.
“Sudah kuduga, nee..”

“Shine-chan? Kau tidak apa-apa?” Kyoko sedikit lega melihat Shine yang kembali sadar.
“Ah ya.. hanya patah tulang, ayo kita keluar darisini Kyoko, bantu aku bawa Arthur” ucap Shine.
“Tidak.. biar Kyoko saja yang menuntun Arthur, tangan Shine sedang terluka” Kyoko segera menyusul Arthur.
“Anoo.. kekuatan mu itu..”
“Ung?” Kyoko berhenti dan menatap Shine, “ kekuatan Kyoko?” ucap Kyoko.
Shine memperhatikan seluruh tubuh Kyoko, terutama kedua tangannya. Cakar yang tajam yang ia lihat tadi sudah tidak ada disitu, “tidak.. maksudku, apa kau masih memiliki tenaga untuk keluar?”
Kyoko mengangguk dengan mantapnya.
“Ugh.. sepertinya kepalaku terbentur dengan keras” lenguhan Arthur terdengar.
“Arthur?” seru Kyoko
“Ar? Syukurlah kau sadar, aku tidak perlu membopongmu” ucap Shine.
“Dimana para Anubis dan mumi?” Tanya Arthur.
“Shine sudah mengalahkannya desu” jawab Kyoko dengan antusias.
“Begitukah?” Arthur berdiri dengan bantuan Kyoko.
“Nee.. sekarang yang terpenting adalah mencari jalan keluar darisini” tukas Shine.
“Kyoko sedari tadi merasakan angin berhembus dari balik peti itu desu” Kyoko menunjuk pada sebuah peti mati diantara tumpukan harta emas tersebut.
“Yang benar saja?” ucap Arthur.
“Insting Kyoko tidak pernah salah, mungkin itu memang jalan keluarnya” Shine membuka peti tersebut, dan benar. Didalamnya terdapat lubang cahaya.
“Tunggu, bagaimana dengan harta karunnya?” Tanya Kyoko, “tidakkah kita membawanya terlebih dahulu?”
Shine tersenyum, “Harta karun yang sebenarnya itu menunggu kita diluar” tanpa basa-basi lagi, Shine meluncur kelubang tersebut.
Arthur juga tersenyum seakan mengerti perkataan Shine.
“Hee?” respon Kyoko terhadap perubahan ekspresi Arthur itu. Mereka berdua pun menyusul Shine.
.
.
.
Lubang tersebut meluncurkan mereka bertiga keluar dari Piramida ini.
Tap
Pendaratan mulus pertama oleh Shine. Dan kedua..
Bruuk!
“Agh!” pendaratan yang kasar oleh Arthur. Disusul Kyoko.

Dan benar apa yang telah diprediksi oleh Shine, “manusia memang bodoh bukan?” ucap Shine.
“Apa kalian tau? Aku sudah menebak apa harta itu sebenarnya” Shine tersenyum menghadap 3 pria didepannya.
“Rei-san?!, Heichou?!, anoo pria pemanah itu!” kejut Kyoko, bahagia akan kehadiran mereka.
“Tsu dayoo~ Tsu!” ucap Tsu memberitahukan namanya pada Kyoko.
“Apa itu, Shine?” ucap Arthur.
“Hnn.. mudah saja..” ucap Shine, “apa kalian tidak menyadarinya sejak pertama mendarat disini deshou?”
“Kyoko mengerti!” ucap Kyoko.
“Yap nyawa. Harta terbesar bagi seluruh mahluk hidup” ucap Rei.
“Dan teman!” lanjut Kyoko.
“Ah sial!! Kau mengambil peranku!! Kenapa malah kau yang memberitahukan mereka deshou?! Dasar Rei, bodoh!!”
“Sepertinya kalian semua sudah mengetahuinya” ucap Mori dengan senyumnya, “selamat datang kembali”.
“Heh.. dasar ketua..” celoteh Shine.
“Ayo kita pulang” ucap Mori melangkah meninggalkan Piramida tersebut.

Misi penting yang mempertaruhkan nyawa, memberikan mereka banyak pelajaran berharga. Terutama kebersamaan mereka dalam satu tim. Itulah tujuan ketua dan sang Rookie Guro mengadakan misi tersebut. Hari sudah berganti menjadi pagi. Mereka pun kembali kekastil dengan helikpoter khusus mereka.
Kyoko senang. Banyak pengalaman yang ia dapatkan dari misi ini. Meskipun Kyoko tidak bisa apa-apa selama misi tersebut. Hal ini membuat Kyoko semakin berkeinginan untuk bertambah kuat. Semakin kuat untuk melindungi teman-teman dan klannya.
Petualangan apa lagi yang akan menyambut mereka diesok hari? Pengalaman seperti apa yang akan menjadi guru mereka? Saksikan chapter berikutnya yaa..

#malah iklan

-To be Continued-