Chapter 2 : Masa Lalu
Genre : Fantasy, Action/Adventure, Romance, Friendship, Family
Rated : R
Disclaimer : By Rheta and Guro's Friend, OC
Warning : Sebagian cerita dan tokoh-tokoh dibawah ini saya ambil dari tempat saya Roleplay. Jika ada kesamaan waktu dan kejadian, maupun kesalahan apapun mohon dimaafkan, mohon bantuannya sand pie m(_ _)m.
Genre : Fantasy, Action/Adventure, Romance, Friendship, Family
Rated : R
Disclaimer : By Rheta and Guro's Friend, OC
Warning : Sebagian cerita dan tokoh-tokoh dibawah ini saya ambil dari tempat saya Roleplay. Jika ada kesamaan waktu dan kejadian, maupun kesalahan apapun mohon dimaafkan, mohon bantuannya sand pie m(_ _)m.
Prolog~
Walaupun para anggota Guro
sudah menerimanya sebagai keluarga, Kyoko sama sekali tidak ingin tinggal dikastil
seperti anggota lainnya. Apa yang membuatnya tidak ingin tinggal? Berusaha
menyembunyikan identitasnya?
Konon kekuatan yang ada didalam
dirinya benar-benar dibenci oleh sekelompok manusia. Ya.. Kyoko tidak mau jika
masa lalunya itu terulang, masa lalu yang menghantuinya sebagai trauma. Jika
para anggota Guro mengetahui hal itu, maka mereka akan membunuhnya, itulah yang
dipikirkannya selama ini. Jadi Kyoko berusaha menjaga jarak diantara mereka.
Namun dibalik itu semua,
sebenarnya ada seseorang yang sudah mengetahui identitas aslinya, siapakah dia?
Rei? Tentu saja bukan.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Pada malam itu, sang Luna bersinar
begitu terang, pemandangan yang elok jika dilihat dari balik jendela kastil
itu. Dan ternyata memang ada seseorang yang sedang menikmati pemandangan
tersebut, senyum simpul tampak diwajahnya, surai putihnya yang menari karena
hembusan lembut dari angin malam, sorotan matanya pun ikut larut dalam suasana.
Namun suasana yang hayat itu tidak bertahan lama setelah pemuda berambut coklat
itu memasuki ruangannya,
BRAAAK!!
“ Yoo.. Danchou! “ sapaan Rei
terdengar setelah suara keras dari hantaman pintu yang ia tendang.
Tidak ada reaksi terkejut
ataupun marah dari si pemilik ruangan itu, sepertinya kejadian ini sudah
dialaminya berkali-kali hingga ia terbiasa, “ Aah.. yo.. “ jawabnya dengan
tenang, namun ada sedikit nada jengkel disitu.
Rei meletakkan sebuah berkas
pada meja kerjanya,” berkas anggota baru, kau bisa membacanya sendiri “.
Tangan pria itu langsung meraih
berkas yang berada diatas mejanya, dibacanya dengan seksama, “ Kyoko Yuzuki..,
wanita.., hanya ini? “
“ Ah.. maaf aku lupa, data itu
memang belum lengkap karena kita memiliki sedikit masalah dengan klien kita. “
ucap Rei yang kini sudah menduduki meja kerja pria itu.
“ Jaa.. lalu untuk apa berkas
ini diberikan sekarang? “.
“ Hoaaam~ Aku lelah, bisakah
aku tidur sekarang, Mori? “ tukas Rei kepada pria yang ternyata merupakan ketua
sekaligus pemilik kastil ini.
Diletakkannya kembali berkas
itu, “ Rei.. kau harus menyelesaikannya sendiri. “ laki-laki yang memiliki
tinggi yang sama dengan Rei itu berdiri dari kursinya.
“ Darimana saja kau selama ini,
Mori? “ ucapan Rei yang terdengar dingin −membekukan Mori.
“ …., “
“ Kau tidak perlu tau, “ jawab
Mori dengan tenang.
“ Hhh.. “ helaan nafas yang
panjang menjadi respon dari Rei, “ dan, bagaimana dengan misi yang sudah
dirundingkan itu? Apa bisa kita mulai besok? “ lanjut Rei.
“ Tentu, sebaiknya kau
menghubungi gadis itu lagi agar misi kita bisa dijalankan secepatnya “ ucap
Mori yang kemudian berdiri meninggalkan meja tersebut.
“ Hee..“ Rei menampakkan
seringainya, “ apa pentingnya gadis itu, Mori? “ namun pertanyaan Rei
dihiraukan begitu saja oleh Mori yang sudah meninggalkan ruangan itu.
“ Hhh.. baiklah, sesuai
permintaanmu, ketua “ kekeh Rei yang kemudian menghilang dari tempat itu.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>
Sebuah hutan yang luas tumbuh
pada luar wilayah Negara COSA ini −menjadi simbol perbatasan antara wilayah
luar dan dalam Negara. Namun siapa sangka didalam hutan itu berdiri sebuah Kuil
kecil yang jarang dikunjungi oleh orang-orang –tapi Kuil itu tampak terawat
luar dalam. Ya, karena kuil ini merupakan dimana Kyoko tinggal.
Terlihat Kyoko yang sedang melangkah
gontai memasuki kuil tersebut, “ aku pulang.. “ entah kepada siapa ia memberi
salam, memang tidak ada orang lain yang tinggal selain Kyoko disitu, ucapannya
hanya sekedar kebiasaan lama dalam tata krama memasuki rumah. Perjalanan yang
melelahkan dari kastil menuju kuil membuat tubuhnya tergeletak seketika diatas
Tatami.
“ Ung.. “ tirai malam dengan
luna sebagai coraknya terlihat dari balik bilik kayu itu, membuat emerald
merahnya sayu, pemandangan itu membawa Kyoko larut dalam lamunannya, bahkan
Kyoko bisa saja perlahan tertidur.
Dting.. dting.. dting..
Tiba-tiba sebuah suara tali
lonceng dari sebuah Statue dimana
orang-orang berdoa berbunyi, lamunan Kyoko terpecah seketika, Kyoko tidak
mengira kenapa ada orang yang ingin mengunjungi kuil ini dimalam hari,
penasaran Kyoko segera bangkit dari perbaringannya “ kenapa ada yang datang
malam-malam begini? “ lirihnya. Langkahnya berjalan keluar dari ruangan untuk
menemui seseorang yang menyembunyikan lonceng tersebut, diluar dugaan, setelah
semakin dekat dari lonceng itu Kyoko melihatnya sosok pria yang tak asing
baginya, “ etto.., apa yang dilakukan Rei-san disini? “ ya, sosok yang
dilihatnya adalah Rei –sang Rookie dari Guro. Kyoko tak menyangka orang itu
bisa sampai pada kuil yang bisa dibilang sedikit terpencil, dan orang bodoh
macam apa yang melakukan ritual doa di kuil pada malam hari? Bahkan waktu sudah
hampir menunjukkan tengah malam.
Rei terlihat memejamkan kedua
matanya, menyatukan kedua telapak tangannya seakan sedang memohon sesuatu,
setelah melemparkan sebuah koin. Seperti orang pada umumnya berdoa di kuil.
“ Permintaanmu sudah
dikabulkan, tuan.. “ ucap Kyoko yang sudah berdiri dibelakang Statue tersebut, entah Rei menyadarinya
atau tidak.
“ Hee.. Kyoko-san, kenapa kau
ada disini? “ tukas Rei, tanpa respon terkejut. Setelah ia membuka kedua
matanya dibunyikan kembali lonceng itu dan kembali menepukkan kedua tangannya.
“ Kyoko tinggal di kuil ini,
dan apa yang membuatmu kesini, Rei-san? “.
“ Rumahmu hanya di Guro, dan
kau tinggal bersamaku “ tegas Rei sambil membunyikan lonceng itu kembali,
bahkan jika dihitung lonceng itu sudah berbunyi sebanyak tiga kali.
“ Begitu.. apa ada sebuah
keharusan anggota baru tinggal disana walaupun anggota itu sudah memiliki rumah?
“.
“ Kau harus, Kyoko “ intonasi
nadanya menjadi datar, “ kau perlu berkemas? “ lanjut Rei dengan kesan
memaksanya.
“ Tidak perlu, Kyoko tidak
meninggalkan ataupun membawa apapun selama tinggal disini “ ucapan Kyoko
terdengar ragu.
“ Doaku terkabul “ ucap Rei
yang akhirnya mengakhiri sesi doanya yang aneh itu.
“ Sebenarnya, sebanyak apapun
permintaanmu bunyikan loncengnya sekali saja, Rei-san “ ujar Kyoko pada sosok
pria yang sekarang sedang berjalan mendekatinya.
“ Yosh kita berangkat “ tangan
Rei tiba-tiba saja mendekap tubuh Kyoko, dan tanpa disadari tubuh Kyoko sudah
terangkat sampai pada pundak Rei. Ya.. tubuh Kyoko bagaikan karung beras yang
sedang dipanggul oleh petaninya sekarang.
“ Eh?!? A-apa?!? Tu- tunggu, “
Kyoko tentu saja terkejut akan perlakuan itu.
“ Ah.. kau berat juga ya
ternyata “ ledekan khas dari Rei terlontar, bahkan ledekan Rei yang bisa
dibilang dapat membuat wanita meledak saja tidak dihiraukannya sama sekali,
kepanikan Kyoko akan perlakuan Rei mengalahkan segalanya.
“ Tunggu Rei-san, haruskah kita
berangkat sekarang? Dan se-sebenarnya tidak apa jika Kyoko berjalan, “, Kyoko
tidak mau dirinya dibawa kembali ke kastil itu sekarang, rencana untuk
menyembunyikan identitas aslinya bisa gagal jika Kyoko tidak bisa lepas dari
ini.
“ Tidak masalah nee~ perjalanan
cukup panjang, aku tidak mau kaki kecilmu itu terluka~, “ tukas Rei dengan
logat santai khasnya.
“ Re-Rei-san!? “ Kyoko terus membelot, berharap Rei
melepaskannya.
“ Ahh.. lihat! Bulan malam ini
tampak indah, “ potong Rei, teriakan maupun hentakan Kyoko tidak mempan sama
sekali pada Rei. Rei tetap bersi keras membawa wanita ini paksa, demi cepatnya
misi ini terselesaikan.
Segala usaha Kyoko tidak mempan,
Rei selalu memiliki celah untuk menghentikan berbagai alasan Kyoko. Dan pada akhirnya Kyoko
membiarkan dirinya dibawa bagaikan seorang sandera.
.
.
.
.
Sudah setengah jam berlalu, tak
ada lagi perbincangan apapun dari mereka, hanya diiringi suara langkah kaki milik
pria berambut coklat kemerahan ini. Sunyi, senyap, dan terkadang suara jangkrik
menyahut sesekali dari beberapa pohon yang mereka lewati. Sinar putih dari luna
cukup terang untuk menuntut jalan mereka sehingga hutan tak begitu gelap.
“ Hmm.. “ gumaman dari Rei memecah kesunyian,
“ boleh kutebak.. kau itu sebenarnya mahluk apa? “ pertanyaan Rei secara
tiba-tiba dilontarkan. Mengingat kejadian yang ia lihat saat Rei memperkenalkan
Arthur pada Kyoko.
Kyoko terdiam,” ….. “,
“ Hey Kyoko? Kau tertidur? “
“ Tidak.. “ suara Kyoko
terdengar lembut, bahkan hampir tidak terdengar sama sekali, “ tentu, Kyoko ini
manusia..” sebenarnya jika suara Kyoko didengarkan seksama, suara itu terdengar
gugup.
“ Ahh.. benar juga, kenapa harus
kupertanyakan, “ tukas Rei, tapi Rei tidak menyadari kegugupan itu.
Kyoko terdiam kembali,
kekhawatiran mulai memenuhi dirinya. Ia ingin melepaskan diri dari Rei, tapi
jika menggunakan kekerasan, ia bisa saja menunjukkan apa yang disembunyikannya.
“ Hh.. aku lapar, apa kau juga
lapar, Kyoko? “ basa basi Rei memulai perbincangan.
“ Aa.. Kyoko lapar.. “ jawab
Kyoko semenanya.
“ Kalo begitu ayo kita cari daging, mungkin
ada yang bisa kita buru darisini “ ucap Rei antusias. Manik hijaunya melirik
wajah pada gadis yang digendongnya, namun hanya tatapan sayu yang tampak dari
Kyoko sekarang, “ Kyoko? “ Rei menyahutnya. Namun tak ada jawaban apapun dari
Kyoko.
“ Hhh.. “ langkah Rei terhenti.
.
.
.
.
“ Rei-san.. “ lirihan Kyoko akhirnya
terdengar.
“ Hnn..? “
“ Bisakah kita beristirahat
sebentar? “ ucap Kyoko
“ Kau lelah? “ Rei menuruni
Kyoko dari gendongannya, “ kau hanya kugendong tapi bisa kelelahan juga, nee? “
ledek Rei kembali, saat menyandarkan tubuhnya pada sebatang pohon.
Diikuti Kyoko yang duduk
bersandar disisi lain batang pohon itu, “ Kyoko tidak bisa tidur dipundak orang
“ celoteh Kyoko sedikit menyindir.
“ Begitu.. kalo begitu kita
lanjutkan perjalanan besok pagi “ ucap Rei yang akhirnya ikut duduk bersandar.
Dan tak ada jawaban lagi dari Kyoko.
.
.
.
.
.
Beberapa saat detik sempat
hening, salah satu dari mereka tertidur, entah Kyoko atau Rei? Namun sebuah
suara kegelisahan tiba-tiba terdengar setelah beberapa detik keheningan itu,
suara itu berasal dari Kyoko, Kyoko tidak memejamkan matanya sedari tadi, ada
yang menahannya sehingga ia tidak bisa tidur begitu saja, berbeda dengan Rei
yang sudah tertidur pulas, mungkin?
“ Rei-san.. “ suara sekat yang
tertahan terdengar dari tenggorokan Kyoko, namun Kyoko tetap menutupinya dengan
tenang.
Tidak ada jawaban, Rei ternyata
memang sudah tertidur pulas. Kyoko menghentikan niatnya untuk membangunkan
tidur Rei yang nyenyak. Kembali ia bergulat dengan kegelisahannya sendiri,
kegelisahan yang membuat dirinya takut. ‘Sesuatu’ yang ada didalam diri Kyoko
lah yang membuatnya takut. Kyoko tidak ingin jika ‘itu’ keluar malam ini, Luna
yang bersinar penuh memanggilnya kuat sehingga Kyoko harus menahan kuat agar
‘dirinya’ tidak keluar, itu salah satu penyebab kenapa Kyoko tidak ingin sampai
kastil pada malam ini.
Kegelisahan sepertinya tampak
dipuncak, Kyoko tidak dapat menahan dirinya lagi lebih lama, satu-satunya jalan
hanyalah lari menjauhi Rei, Rei memang tertidur pulas, tapi Rei bisa kapan saja
bangun, dan melihat apa yang terjadi pada Kyoko. Dan akhirnya Kyoko
meninggalkan Rei sendirian disitu.
Seribu langkah melewati
beberapa pohon disitu, mencari persembunyian namun tidak ditemukannya sama
sekali, Kyoko semakin jauh dari Rei, semakin jauh, dan ia tak mungkin kembali
ke kuil, sampai Kyoko sampai pada batasnya. Kyoko tergeletak percuma, tubuhnya
tak bergerak sama sekali, ‘dirinya’ sudah menguasai tubuh Kyoko.
.
.
.
.
.
Rei akhirnya membuka matanya,
tidurnya tidak bisa terlalu nyenyak, karna pikirannya sedang dipenuhi misi ini.
Rei berbalik dan melihat diri Kyoko yang menghilang dari tempatnya, “
menyusahkan.. “ gumam Rei, Rei segera bangkit mencari gadis itu, itu bukanlah
hal yang sulit bagi Rei melacak jejak larinya target, itu menjelaskan juga
kenapa Rei dapat menemukan Kyoko pada kuil terpencil ditengah hutan.
Hanya dalam beberapa menit, Rei
akhirnya menemukan Kyoko –yang sudah tergeletak ditanah, sasaran yang empuk
bagi Rei untuk menahannya kembali, kali ini Rei menghunuskan katana hitam dari
sarung yang terikat disabuk Kinagashinya, ketidak sabarannya akan tingkah Kyoko
membuatnya melakukan cara kasar itu, sifat alami dari Rei, “ kau tidak bisa
kabur dariku, nee~ “ ucap Rei, “ bisa kita lanjutkan perjalannannya? Ketua
menginginkanmu dengan entah apa alasannya, dan aku mulai lelah dengan misi ini,
bisakah kau kasihan denganku?, “ lanjut Rei. Namun tidak ada jawaban dari
Kyoko, “ tidur? Baiklah akan kuperlakukan cara tadi “ ledek Rei, kembali
menyarungkan kembali katananya, dan berlutut didekat Kyoko. Sebelum tangan Rei
itu menyentuh tubuh Kyoko, tiba-tiba sorotan mata emerald merah milik Kyoko
menyala, tubuh Kyoko bangkit mendekap Rei tiba-tiba, namun bukan sebuah pelukan
mesra yang didapatkan Rei sebenarnya, melainkan sebuah gigitan yang merobek
kulit lehernya, “ Akkh! “ teriak Rei yang tidak sempat menghindar dari serangan
itu.
“ Apa yang kau lakukan Kyoko! “
tangan Rei dengan sigap menjauhkan wajah Kyoko dari lehernya.
“ Kkkh! “ pekik Kyoko
terdengar, ketika tubuh Kyoko terangkat akibat cekikan dari tangan Rei, “
n-ni-niku “ seringai Kyoko tampak, ah bukan seringai milik Kyoko lebih
tepatnya, namun kekuatan didalam diri Kyoko. Seperti semacam kutukan yang dapat
melukai orang terdekatnya jika tidak dapat dikendalikan. Dan kebetulan kekuatan
itu butuh semacam tumbal.
“ Aku tau kau bukan manusia,
nee “ Rei melempar tubuh Kyoko menjauhi dari dirinya, itu memang perlakuan yang
kasar bagi gadis, tapi bagi Rei, ini semacam hal yang sering ia hadapi saat
melawan iblis atau monster, entah itu anak-anak ataupun wanita, Rei tidak
pernah memandang kasihan. “ Ukh.. sekarang aku mengerti kenapa kau memberikan
tugas ini, Mori “ gumam Rei sambil menahan lukanya yang terbuka mengalirkan
darah segar.
Kembali ia mengeluarkan katana
hitam legam dari sarungnya, “ Kuroitsu, “ Kuroitsu, sebutan dari katana milik
Rei yang terbuat dari taring Rubah Hitam, itu sebabnya hampir keseluruhan warna
katana milik Rei berwarna hitam. Dioleskannya darah Rei pada sepanjang besi
katana tersebut, dan bangkitlah roh rubah hitam yang menghuni Kuroitsu.
Tubuh Kyoko yang sudah dikuasai
itu bangkit untuk kembali menyerang Rei, Rei yang sudah mewaspadai serangannya
sedari tadi, berhasil menangkis serangan demi serangan yang diluncurkan Kyoko,
dan Rei tidak berniat sama sekali untuk membunuh Kyoko. Ini demi kepentingan
misi yang diberikan Mori.
Sampai akhirnya sebuah celah
terbuka, “ Maaf Kyoko.. “ beberapa tetesan darah tampak jatuh diatas rumput
liar yang tumbuh ditanah hutan itu, tetesan darah itu berasal dari Kuroitsu
milik Rei –yang menembus perut Kyoko, tubuh Kyoko terdiam kaku, “ Tenang, aku
tidak menusuk titik vitalmu, meskipun ini sakit “ kekehnya pelan, “ Kuroitsu,
kau boleh ‘makan’ sekarang “ ucapannya ditujukan pada Kuroitsu miliknya, dan
setelah beberapa detik setelah itu, Rei kembali menarik keluar katananya dari
perut Kyoko.
.
.
Tubuh Kyoko terdiam, Rei pun
menunggu reaksinya. Satu detik, dua detik, dan tiga detik, tidak ada reaksi
apapun, perasaan Rei menjadi tidak enak.
JDAAK!!
Dan benar saja, hantaman keras
didapatkan oleh Rei hingga terpental jauh kebelakang. Nampaknya Kuroitsu gagal
‘memakan’ kekuatan yang ada didalam tubuh Kyoko.
“ Sial.. “ rintih Rei yang
mendapatkan balasan secara tiba-tiba, apa yang membuat Kuroitsu gagal
sebenarnya? Elemen api dari dalam diri Kyoko lah yang menjadi kelemahan
Kuroitsu, hal itu disadari oleh Rei setelah kegagalannya.
“ Sebenarnya kau ini mahluk
apa, nee? “ keadaan Rei akhirnya terpojok karena semakin banyaknya darah yang
mengalir, ditambah Kuroitsunya yang tidak mempan pada elemen api. Rei pun
tergeletak tak berdaya.
Sasaran empuk bagi Kyoko untuk
menghabisinya dengan cepat. Langkahnya perlahan mendekati tubuh Rei, sampai ia
berdiri didepan tubuh itu, seringai penuh kemenangan tampak, dan nafsu yang tak
tertahankan lagi untuk memangsa Rei menyelimuti Kyoko.
“ itadaki… khh! Khhk! “ tangannya
tiba-tiba mencengkram beberapa helai rambutnya, dirinya meringkuk membenamkan
wajahnya, “ ja-jangan.. jangan lakukan itu! “ dan dua suara yang berbeda
terdengar dari mulut Kyoko.
.
Langkah Kyoko seakan berat, “
Aku ingin Rei! Aku ingin Rei! “ teriak Kyoko.
.
“ Tidak.. Kyoko tidak ingin
Rei! “ teriak Kyoko kembali setelah teriakannya yang pertama, “ Akkh!! “
teriakan yang mencekam terdengar setelah itu, “ Hentikan! ! hentikan! ! “ tubuh
Kyoko meringkuk seperti menahan rasa sakit, melawan dirinya yang lain, “ Kyoko
tidak ingin membunuh Rei “ suaranya bergetar, “ Kyoko tidak mau membunuh lagi “
suaranya semakin bergetar. Isakan nafas yang tercekat terdengar, tubuhnya pun
ikut bergetar namun itu tak berlangsung lama, perlahan tubuhnya kembali normal.
.
.
.
.
.
“ Rei.., Rei.. “ tatap Kyoko
pada Rei yang sudah tidak bergerak lagi. Tampaklah diri Kyoko yang normal
kembali. Kyoko berhasil melawan kekuatan yang menguasai dirinya, namun bukan
waktunya Kyoko senang, saat ini dihadapannya terdapat Rei yang tak sadarkan
diri.
“ Rei-san.. bangun! “ Kyoko
berusaha menyadarkan diri Rei, namun tak ada reaksi apapun dari Rei.
Tubuhnya benar-benar pucat, Kyoko
segera memeriksa denyut nadinya, apakah Rei masih sempat diselamatkan. Namun
ekspresi Kyoko menampakkan hal yang menyedihkan, denyut nadi milik Rei tidak
berdenyut sama sekali, apakah Rei benar-benar mati begitu mudah? Kyoko antara
percaya dan tidak percaya dengan hal ini, frustasi mulai mengkerubungi
kepalanya, “ apa yang Kyoko lakukan? Rei-san, maafkan Kyoko~ “ tangisan
layaknya anak kecil meledak, hal yang ditakutkan Kyoko sedang dihadapinya saat
ini. Bayang-bayang traumanya terlihat dimatanya sekarang, “ Hwaaaa~~ “ Kyoko
benar-benar menangis seperti anak kecil yang kehilangan ibunya.
“ Rei-san! Rei-san! “ begitulah
ia menangisi Rei yang bahkan baru dikenalnya sehari.
.
.
.
.
.
.
.
“ BWAAAA! “ jumpscare dari Rei tiba-tiba, menghentikan tangisan Kyoko.
“ . . . . . . . “ dan suasanapun
menjadi hening.
“ Hahahaha! “ tawa Rei meledak,
“ yare yare seharusnya kau melihat dirimu saat itu, nee “ ledek Rei kembali.
“ Rei-san, kau masih hidup? “
Kyoko sebenarnya bisa saja menampar Rei keras-keras karena sikapnya yang kurang
ajar. Tapi hal yang membingungkan ini memenuhi kepalanya.
“ Tentu saja aku masih hidup, “
Rei memperlihatkan luka dilehernya yang sudah tertutup, “ aku mahluk yang sama
denganmu “ lanjut Rei.
“ Mahluk yang sama dengan
Kyoko? “ Tanya Kyoko, “ lalu, bagaimana
dengan denyut nadi itu? “ Kyoko masih bingung dengan yang terjadi sebenarnya.
“ Hhh.. kau ini polos atau
bodoh? Aku adalah Vampire.. “ ucap Rei yang akhirnya membuka identitas aslinya.
“ Tapi Kyoko ini bukan vampire,
“ jawab Kyoko dengan polosnya.
“ Ahh.. intinya kita bukan
sama-sama manusia, nee “ ujar Rei.
“ Lalu, jika bukan Vampire kau
ini apa? “ lanjut Rei bertanya.
“ Kyoko ini.. Inu, mungkin? “ ucap Kyoko ragu.
“ Inu? “ Rei langsung menatap lekat pada tubuh Kyoko, memeriksa
apakah ada benda yang tumbuh ditubuhnya seperti kuping atau ekor yang lucu.
“ Tidak ada ekor dan kuping? “ tukas Rei heran
sekaligus kecewa.
“ Ekor? Kyoko sedang tidak
menampakkannya saat ini “ pipi Kyoko memerah seketika.
“ Hee? “ seringai khas Rei
tampak kembali.
Sinar Fajar mulai muncul dari
persembunyiannya, tampaknya malam telah berakhir, semalaman mereka melakukan
perjalanan, dan ini adalah misi kecil yang paling memakan waktu lama dari semua
misi kecil yang Rei jalani.
“ Ya ampun, berapa lama kita
berada di Hutan ini, “ ketus Rei, “ Yosh, bisa kita mulai kembali perjalanan
kita, nona? “ bangkit Rei memulai perjalanannya kembali, seakan tidak ada
apa-apa yang terjadi.
“ Tunggu, Rei-san.. “ panggilan
Kyoko menghentikan langkah kaki Rei.
“ Hnn? “ Rei menolehkan
wajahnya pada Kyoko.
“ Terima kasih.. sudah membantu
Kyoko, “ ucapnya pelan.
“ Haa? “ Rei bingung atas apa
maksud ucapan Kyoko.
“ Kyoko belum bisa
mengendalikan kekuatan yang ada didalam diri Kyoko, tapi berkat tindakan
Rei-san tadi, Kyoko dapat mengalahkannya sendiri. Jadi −jika tidak keberatan,
maukah Rei-san mengajari Kyoko untuk mengendalikan kekuatan ini? Karena
sepertinya Rei-san cukup kuat untuk menahan kekuatan Kyoko? “ ucapannya kali
ini adalah ucapan terpanjang pertama yang
Kyoko lontarkan.
“ Guru? Kalo soal roh atau
semacamnya kau bisa belajar dengan Mori, kau tau Shine pernah tidak sengaja
membeberkan rahasianya kepadaku tentang Mori, bahwa dia adalah perwujudan dari
Roh Anjing. Ya~ kau bisa saja belajar denganku, tapi kau akan sedikit mengalami
babak belur. Jadi lebih baik kau belajar dari pakarnya langsung. “ ucap Rei
tersenyum. Sebenarnya kata itu merupakan alasan secara halus untuk menolak
Kyoko, mengingat dirinya yang kewalahan menahan kekuatan Kyoko, meskipun Rei
dapat beregenerasi dengan cepat.
“ Mori? “ Tanya Kyoko
“ Tatsugi Mori, ketua Guro, kau
lupa? “ balas Rei.
“ Ke-ketua mahluk yang sama
dengan Kyoko? “ matanya berbinar seketika.
“ Berbeda, kau siluman dia roh,
baiklah ayo kita jalan, nona, mau berapa lama kau duduk disini “ Rei kembali
menggendong tubuh Kyoko kepundaknya seperti yang dilakukannya pertama kali.
“ Ah! Ba-baik, tapi Rei-san,
sebenarnya Kyoko bisa berjalan sendiri “
“ Aku hanya tidak ingin kaki
kecilmu itu terluka “ ledek Rei, kemudian lenyap dari tempat itu.
Misi Rei selesai pada saat itu
juga, berkas milik Kyoko terisi lengkap akan informasi-informasi tentang
dirinya, dan diterima oleh Mori, Rei langsung mengistirahatkan dirinya dengan
lega. Kyoko salah akan perkiraannya, ternyata anggota Guro bukanlah manusia
seluruhnya seperti yang dikhawatirkan oleh Kyoko. Bahkan ketua Guro itu sendiri
merupakan Roh, dan Rei sendiri sebagai orang Guro pertama yang ia temui
adalah seorang Vampire. Dan Kyoko akhirnya mau tinggal dikastil itu. Lalu bagaimana
dengan anggota lainnya? Siapakah mereka? Apa mereka juga mahluk yang berbeda?
Kyoko semakin penasaran akan mereka. Kyoko pun juga terbuka akan dirinya, tidak
ada yang perlu dikhawatirkan lagi, tidak ada yang akan membenci Kyoko disini,
tidak ada yang akan membunuh Kyoko disini, karna di Guro ini keluarga baru
Kyoko dibentuk.
Spoiler~
Dan keesokan paginya.
Seluruh Anggota Guro telah
dikumpulkan pada aula kastil, pintu utama terbuka, dan tampak seorang pria
berambut coklat kemerahan memasuki aula dengan kinagashi dan jubahnya yang
berkibar. Dengan mantapnya langkah kaki itu berjalan lurus diantara gerombolan
anggota Guro.
Tap!
Pria itu naik pada sekotak kayu
yang menyerupai panggung kecil, dan dengan kharismanya ia berbalik menatap
seluruh anggota. Senyum angkuhnya terlukis diwajah, dan dia pun berseteru “
Wahai seluruh anggota Guro yang kuhormati, Fujiwara Rei sebagai Rookie Guro
telah berdiri disini untuk mewakili pesan Ketua. Malam ini persiapkanlah diri
kalian akan misi besar yang akan kita hadapi secara besar-besaran. Karena harta
karun besar sudah menunggu kita. “ ucapnya dengan seringai khasnya.
-To
Be Continued-