My Playlist

Selasa, 02 Agustus 2016

Yomigami Journey Beginning

Chapter 2 : Masa Lalu
Genre : Fantasy, Action/Adventure, Romance, Friendship, Family
Rated : R
Disclaimer : By Rheta and Guro's Friend, OC
Warning : Sebagian cerita dan tokoh-tokoh dibawah ini saya ambil dari tempat saya Roleplay. Jika ada kesamaan waktu dan kejadian, maupun kesalahan apapun mohon dimaafkan, mohon bantuannya sand pie m(_ _)m. 

Prolog~
Walaupun para anggota Guro sudah menerimanya sebagai keluarga, Kyoko sama sekali tidak ingin tinggal dikastil seperti anggota lainnya. Apa yang membuatnya tidak ingin tinggal? Berusaha menyembunyikan identitasnya?
Konon kekuatan yang ada didalam dirinya benar-benar dibenci oleh sekelompok manusia. Ya.. Kyoko tidak mau jika masa lalunya itu terulang, masa lalu yang menghantuinya sebagai trauma. Jika para anggota Guro mengetahui hal itu, maka mereka akan membunuhnya, itulah yang dipikirkannya selama ini. Jadi Kyoko berusaha menjaga jarak diantara mereka.
Namun dibalik itu semua, sebenarnya ada seseorang yang sudah mengetahui identitas aslinya, siapakah dia? Rei? Tentu saja bukan.
-------------------------------------------------------------------------------------------------
Pada malam itu, sang Luna bersinar begitu terang, pemandangan yang elok jika dilihat dari balik jendela kastil itu. Dan ternyata memang ada seseorang yang sedang menikmati pemandangan tersebut, senyum simpul tampak diwajahnya, surai putihnya yang menari karena hembusan lembut dari angin malam, sorotan matanya pun ikut larut dalam suasana. Namun suasana yang hayat itu tidak bertahan lama setelah pemuda berambut coklat itu memasuki ruangannya,
BRAAAK!!
“ Yoo.. Danchou! “ sapaan Rei terdengar setelah suara keras dari hantaman pintu yang ia tendang.
Tidak ada reaksi terkejut ataupun marah dari si pemilik ruangan itu, sepertinya kejadian ini sudah dialaminya berkali-kali hingga ia terbiasa, “ Aah.. yo.. “ jawabnya dengan tenang, namun ada sedikit nada jengkel disitu.
Rei meletakkan sebuah berkas pada meja kerjanya,” berkas anggota baru, kau bisa membacanya sendiri “.
Tangan pria itu langsung meraih berkas yang berada diatas mejanya, dibacanya dengan seksama, “ Kyoko Yuzuki.., wanita.., hanya ini? “
“ Ah.. maaf aku lupa, data itu memang belum lengkap karena kita memiliki sedikit masalah dengan klien kita. “ ucap Rei yang kini sudah menduduki meja kerja pria itu.
“ Jaa.. lalu untuk apa berkas ini diberikan sekarang? “.
“ Hoaaam~ Aku lelah, bisakah aku tidur sekarang, Mori? “ tukas Rei kepada pria yang ternyata merupakan ketua sekaligus pemilik kastil ini.
Diletakkannya kembali berkas itu, “ Rei.. kau harus menyelesaikannya sendiri. “ laki-laki yang memiliki tinggi yang sama dengan Rei itu berdiri dari kursinya.
“ Darimana saja kau selama ini, Mori? “ ucapan Rei yang terdengar dingin −membekukan Mori.
“ …., “
“ Kau tidak perlu tau, “ jawab Mori dengan tenang.
“ Hhh.. “ helaan nafas yang panjang menjadi respon dari Rei, “ dan, bagaimana dengan misi yang sudah dirundingkan itu? Apa bisa kita mulai besok? “ lanjut Rei.
“ Tentu, sebaiknya kau menghubungi gadis itu lagi agar misi kita bisa dijalankan secepatnya “ ucap Mori yang kemudian berdiri meninggalkan meja tersebut.
“ Hee..“ Rei menampakkan seringainya, “ apa pentingnya gadis itu, Mori? “ namun pertanyaan Rei dihiraukan begitu saja oleh Mori yang sudah meninggalkan ruangan itu.
“ Hhh.. baiklah, sesuai permintaanmu, ketua “ kekeh Rei yang kemudian menghilang dari tempat itu.
>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>>> 
Sebuah hutan yang luas tumbuh pada luar wilayah Negara COSA ini −menjadi simbol perbatasan antara wilayah luar dan dalam Negara. Namun siapa sangka didalam hutan itu berdiri sebuah Kuil kecil yang jarang dikunjungi oleh orang-orang –tapi Kuil itu tampak terawat luar dalam. Ya, karena kuil ini merupakan dimana Kyoko tinggal.
Terlihat Kyoko yang sedang melangkah gontai memasuki kuil tersebut, “ aku pulang.. “ entah kepada siapa ia memberi salam, memang tidak ada orang lain yang tinggal selain Kyoko disitu, ucapannya hanya sekedar kebiasaan lama dalam tata krama memasuki rumah. Perjalanan yang melelahkan dari kastil menuju kuil membuat tubuhnya tergeletak seketika diatas Tatami.
“ Ung.. “ tirai malam dengan luna sebagai coraknya terlihat dari balik bilik kayu itu, membuat emerald merahnya sayu, pemandangan itu membawa Kyoko larut dalam lamunannya, bahkan Kyoko bisa saja perlahan tertidur.
Dting.. dting.. dting..
Tiba-tiba sebuah suara tali lonceng dari sebuah Statue dimana orang-orang berdoa berbunyi, lamunan Kyoko terpecah seketika, Kyoko tidak mengira kenapa ada orang yang ingin mengunjungi kuil ini dimalam hari, penasaran Kyoko segera bangkit dari perbaringannya “ kenapa ada yang datang malam-malam begini? “ lirihnya. Langkahnya berjalan keluar dari ruangan untuk menemui seseorang yang menyembunyikan lonceng tersebut, diluar dugaan, setelah semakin dekat dari lonceng itu Kyoko melihatnya sosok pria yang tak asing baginya, “ etto.., apa yang dilakukan Rei-san disini? “ ya, sosok yang dilihatnya adalah Rei –sang Rookie dari Guro. Kyoko tak menyangka orang itu bisa sampai pada kuil yang bisa dibilang sedikit terpencil, dan orang bodoh macam apa yang melakukan ritual doa di kuil pada malam hari? Bahkan waktu sudah hampir menunjukkan tengah malam.
Rei terlihat memejamkan kedua matanya, menyatukan kedua telapak tangannya seakan sedang memohon sesuatu, setelah melemparkan sebuah koin. Seperti orang pada umumnya berdoa di kuil.
“ Permintaanmu sudah dikabulkan, tuan.. “ ucap Kyoko yang sudah berdiri dibelakang Statue tersebut, entah Rei menyadarinya atau tidak.
“ Hee.. Kyoko-san, kenapa kau ada disini? “ tukas Rei, tanpa respon terkejut. Setelah ia membuka kedua matanya dibunyikan kembali lonceng itu dan kembali menepukkan kedua tangannya.
“ Kyoko tinggal di kuil ini, dan apa yang membuatmu kesini, Rei-san? “.
“ Rumahmu hanya di Guro, dan kau tinggal bersamaku “ tegas Rei sambil membunyikan lonceng itu kembali, bahkan jika dihitung lonceng itu sudah berbunyi sebanyak tiga kali.
“ Begitu.. apa ada sebuah keharusan anggota baru tinggal disana walaupun anggota itu sudah memiliki rumah? “.
“ Kau harus, Kyoko “ intonasi nadanya menjadi datar, “ kau perlu berkemas? “ lanjut Rei dengan kesan memaksanya.
“ Tidak perlu, Kyoko tidak meninggalkan ataupun membawa apapun selama tinggal disini “ ucapan Kyoko terdengar ragu.
“ Doaku terkabul “ ucap Rei yang akhirnya mengakhiri sesi doanya yang aneh itu.
“ Sebenarnya, sebanyak apapun permintaanmu bunyikan loncengnya sekali saja, Rei-san “ ujar Kyoko pada sosok pria yang sekarang sedang berjalan mendekatinya.
“ Yosh kita berangkat “ tangan Rei tiba-tiba saja mendekap tubuh Kyoko, dan tanpa disadari tubuh Kyoko sudah terangkat sampai pada pundak Rei. Ya.. tubuh Kyoko bagaikan karung beras yang sedang dipanggul oleh petaninya sekarang.
“ Eh?!? A-apa?!? Tu- tunggu, “ Kyoko tentu saja terkejut akan perlakuan itu.
“ Ah.. kau berat juga ya ternyata “ ledekan khas dari Rei terlontar, bahkan ledekan Rei yang bisa dibilang dapat membuat wanita meledak saja tidak dihiraukannya sama sekali, kepanikan Kyoko akan perlakuan Rei mengalahkan segalanya.
“ Tunggu Rei-san, haruskah kita berangkat sekarang? Dan se-sebenarnya tidak apa jika Kyoko berjalan, “, Kyoko tidak mau dirinya dibawa kembali ke kastil itu sekarang, rencana untuk menyembunyikan identitas aslinya bisa gagal jika Kyoko tidak bisa lepas dari ini.
“ Tidak masalah nee~ perjalanan cukup panjang, aku tidak mau kaki kecilmu itu terluka~, “ tukas Rei dengan logat santai khasnya.
“ Re-Rei-san!? “  Kyoko terus membelot, berharap Rei melepaskannya.
“ Ahh.. lihat! Bulan malam ini tampak indah, “ potong Rei, teriakan maupun hentakan Kyoko tidak mempan sama sekali pada Rei. Rei tetap bersi keras membawa wanita ini paksa, demi cepatnya misi ini terselesaikan.
Segala usaha Kyoko tidak mempan, Rei selalu memiliki celah untuk menghentikan  berbagai alasan Kyoko. Dan pada akhirnya Kyoko membiarkan dirinya dibawa bagaikan seorang sandera.
.
.
.
.
Sudah setengah jam berlalu, tak ada lagi perbincangan apapun dari mereka, hanya diiringi suara langkah kaki milik pria berambut coklat kemerahan ini. Sunyi, senyap, dan terkadang suara jangkrik menyahut sesekali dari beberapa pohon yang mereka lewati. Sinar putih dari luna cukup terang untuk menuntut jalan mereka sehingga hutan tak begitu gelap.
 “ Hmm.. “ gumaman dari Rei memecah kesunyian, “ boleh kutebak.. kau itu sebenarnya mahluk apa? “ pertanyaan Rei secara tiba-tiba dilontarkan. Mengingat kejadian yang ia lihat saat Rei memperkenalkan Arthur pada Kyoko.
Kyoko terdiam,” ….. “,
“ Hey Kyoko? Kau tertidur? “
“ Tidak.. “ suara Kyoko terdengar lembut, bahkan hampir tidak terdengar sama sekali, “ tentu, Kyoko ini manusia..” sebenarnya jika suara Kyoko didengarkan seksama, suara itu terdengar gugup.
“ Ahh.. benar juga, kenapa harus kupertanyakan, “ tukas Rei, tapi Rei tidak menyadari kegugupan itu.
Kyoko terdiam kembali, kekhawatiran mulai memenuhi dirinya. Ia ingin melepaskan diri dari Rei, tapi jika menggunakan kekerasan, ia bisa saja menunjukkan apa yang disembunyikannya.
“ Hh.. aku lapar, apa kau juga lapar, Kyoko? “ basa basi Rei memulai perbincangan.
“ Aa.. Kyoko lapar.. “ jawab Kyoko semenanya.
 “ Kalo begitu ayo kita cari daging, mungkin ada yang bisa kita buru darisini “ ucap Rei antusias. Manik hijaunya melirik wajah pada gadis yang digendongnya, namun hanya tatapan sayu yang tampak dari Kyoko sekarang, “ Kyoko? “ Rei menyahutnya. Namun tak ada jawaban apapun dari Kyoko.
“ Hhh.. “ langkah Rei terhenti.
.
.
.
.
“ Rei-san.. “ lirihan Kyoko akhirnya terdengar.
“ Hnn..? “
“ Bisakah kita beristirahat sebentar? “ ucap Kyoko
“ Kau lelah? “ Rei menuruni Kyoko dari gendongannya, “ kau hanya kugendong tapi bisa kelelahan juga, nee? “ ledek Rei kembali, saat menyandarkan tubuhnya pada sebatang pohon.
Diikuti Kyoko yang duduk bersandar disisi lain batang pohon itu, “ Kyoko tidak bisa tidur dipundak orang “ celoteh Kyoko sedikit menyindir.
“ Begitu.. kalo begitu kita lanjutkan perjalanan besok pagi “ ucap Rei yang akhirnya ikut duduk bersandar. Dan tak ada jawaban lagi dari Kyoko.
.
.
.
.
.
Beberapa saat detik sempat hening, salah satu dari mereka tertidur, entah Kyoko atau Rei? Namun sebuah suara kegelisahan tiba-tiba terdengar setelah beberapa detik keheningan itu, suara itu berasal dari Kyoko, Kyoko tidak memejamkan matanya sedari tadi, ada yang menahannya sehingga ia tidak bisa tidur begitu saja, berbeda dengan Rei yang sudah tertidur pulas, mungkin?
“ Rei-san.. “ suara sekat yang tertahan terdengar dari tenggorokan Kyoko, namun Kyoko tetap menutupinya dengan tenang.
Tidak ada jawaban, Rei ternyata memang sudah tertidur pulas. Kyoko menghentikan niatnya untuk membangunkan tidur Rei yang nyenyak. Kembali ia bergulat dengan kegelisahannya sendiri, kegelisahan yang membuat dirinya takut. ‘Sesuatu’ yang ada didalam diri Kyoko lah yang membuatnya takut. Kyoko tidak ingin jika ‘itu’ keluar malam ini, Luna yang bersinar penuh memanggilnya kuat sehingga Kyoko harus menahan kuat agar ‘dirinya’ tidak keluar, itu salah satu penyebab kenapa Kyoko tidak ingin sampai kastil pada malam ini.
Kegelisahan sepertinya tampak dipuncak, Kyoko tidak dapat menahan dirinya lagi lebih lama, satu-satunya jalan hanyalah lari menjauhi Rei, Rei memang tertidur pulas, tapi Rei bisa kapan saja bangun, dan melihat apa yang terjadi pada Kyoko. Dan akhirnya Kyoko meninggalkan Rei sendirian disitu.
Seribu langkah melewati beberapa pohon disitu, mencari persembunyian namun tidak ditemukannya sama sekali, Kyoko semakin jauh dari Rei, semakin jauh, dan ia tak mungkin kembali ke kuil, sampai Kyoko sampai pada batasnya. Kyoko tergeletak percuma, tubuhnya tak bergerak sama sekali, ‘dirinya’ sudah menguasai tubuh Kyoko.
.
.
.
.
.
Rei akhirnya membuka matanya, tidurnya tidak bisa terlalu nyenyak, karna pikirannya sedang dipenuhi misi ini. Rei berbalik dan melihat diri Kyoko yang menghilang dari tempatnya, “ menyusahkan.. “ gumam Rei, Rei segera bangkit mencari gadis itu, itu bukanlah hal yang sulit bagi Rei melacak jejak larinya target, itu menjelaskan juga kenapa Rei dapat menemukan Kyoko pada kuil terpencil ditengah hutan.
Hanya dalam beberapa menit, Rei akhirnya menemukan Kyoko –yang sudah tergeletak ditanah, sasaran yang empuk bagi Rei untuk menahannya kembali, kali ini Rei menghunuskan katana hitam dari sarung yang terikat disabuk Kinagashinya, ketidak sabarannya akan tingkah Kyoko membuatnya melakukan cara kasar itu, sifat alami dari Rei, “ kau tidak bisa kabur dariku, nee~ “ ucap Rei, “ bisa kita lanjutkan perjalannannya? Ketua menginginkanmu dengan entah apa alasannya, dan aku mulai lelah dengan misi ini, bisakah kau kasihan denganku?, “ lanjut Rei. Namun tidak ada jawaban dari Kyoko, “ tidur? Baiklah akan kuperlakukan cara tadi “ ledek Rei, kembali menyarungkan kembali katananya, dan berlutut didekat Kyoko. Sebelum tangan Rei itu menyentuh tubuh Kyoko, tiba-tiba sorotan mata emerald merah milik Kyoko menyala, tubuh Kyoko bangkit mendekap Rei tiba-tiba, namun bukan sebuah pelukan mesra yang didapatkan Rei sebenarnya, melainkan sebuah gigitan yang merobek kulit lehernya, “ Akkh! “ teriak Rei yang tidak sempat menghindar dari serangan itu.
“ Apa yang kau lakukan Kyoko! “ tangan Rei dengan sigap menjauhkan wajah Kyoko dari lehernya.
“ Kkkh! “ pekik Kyoko terdengar, ketika tubuh Kyoko terangkat akibat cekikan dari tangan Rei, “ n-ni-niku “ seringai Kyoko tampak, ah bukan seringai milik Kyoko lebih tepatnya, namun kekuatan didalam diri Kyoko. Seperti semacam kutukan yang dapat melukai orang terdekatnya jika tidak dapat dikendalikan. Dan kebetulan kekuatan itu butuh semacam tumbal.
“ Aku tau kau bukan manusia, nee “ Rei melempar tubuh Kyoko menjauhi dari dirinya, itu memang perlakuan yang kasar bagi gadis, tapi bagi Rei, ini semacam hal yang sering ia hadapi saat melawan iblis atau monster, entah itu anak-anak ataupun wanita, Rei tidak pernah memandang kasihan. “ Ukh.. sekarang aku mengerti kenapa kau memberikan tugas ini, Mori “ gumam Rei sambil menahan lukanya yang terbuka mengalirkan darah segar.
Kembali ia mengeluarkan katana hitam legam dari sarungnya, “ Kuroitsu, “ Kuroitsu, sebutan dari katana milik Rei yang terbuat dari taring Rubah Hitam, itu sebabnya hampir keseluruhan warna katana milik Rei berwarna hitam. Dioleskannya darah Rei pada sepanjang besi katana tersebut, dan bangkitlah roh rubah hitam yang menghuni Kuroitsu.
Tubuh Kyoko yang sudah dikuasai itu bangkit untuk kembali menyerang Rei, Rei yang sudah mewaspadai serangannya sedari tadi, berhasil menangkis serangan demi serangan yang diluncurkan Kyoko, dan Rei tidak berniat sama sekali untuk membunuh Kyoko. Ini demi kepentingan misi yang diberikan Mori.
Sampai akhirnya sebuah celah terbuka, “ Maaf Kyoko.. “ beberapa tetesan darah tampak jatuh diatas rumput liar yang tumbuh ditanah hutan itu, tetesan darah itu berasal dari Kuroitsu milik Rei –yang menembus perut Kyoko, tubuh Kyoko terdiam kaku, “ Tenang, aku tidak menusuk titik vitalmu, meskipun ini sakit “ kekehnya pelan, “ Kuroitsu, kau boleh ‘makan’ sekarang “ ucapannya ditujukan pada Kuroitsu miliknya, dan setelah beberapa detik setelah itu, Rei kembali menarik keluar katananya dari perut Kyoko.
.
.
Tubuh Kyoko terdiam, Rei pun menunggu reaksinya. Satu detik, dua detik, dan tiga detik, tidak ada reaksi apapun, perasaan Rei menjadi tidak enak.
JDAAK!!
Dan benar saja, hantaman keras didapatkan oleh Rei hingga terpental jauh kebelakang. Nampaknya Kuroitsu gagal ‘memakan’ kekuatan yang ada didalam tubuh Kyoko.
“ Sial.. “ rintih Rei yang mendapatkan balasan secara tiba-tiba, apa yang membuat Kuroitsu gagal sebenarnya? Elemen api dari dalam diri Kyoko lah yang menjadi kelemahan Kuroitsu, hal itu disadari oleh Rei setelah kegagalannya.
“ Sebenarnya kau ini mahluk apa, nee? “ keadaan Rei akhirnya terpojok karena semakin banyaknya darah yang mengalir, ditambah Kuroitsunya yang tidak mempan pada elemen api. Rei pun tergeletak tak berdaya.
Sasaran empuk bagi Kyoko untuk menghabisinya dengan cepat. Langkahnya perlahan mendekati tubuh Rei, sampai ia berdiri didepan tubuh itu, seringai penuh kemenangan tampak, dan nafsu yang tak tertahankan lagi untuk memangsa Rei menyelimuti Kyoko.
“ itadaki… khh! Khhk! “ tangannya tiba-tiba mencengkram beberapa helai rambutnya, dirinya meringkuk membenamkan wajahnya, “ ja-jangan.. jangan lakukan itu! “ dan dua suara yang berbeda terdengar dari mulut Kyoko.
.
Langkah Kyoko seakan berat, “ Aku ingin Rei! Aku ingin Rei! “ teriak Kyoko.
.
“ Tidak.. Kyoko tidak ingin Rei! “ teriak Kyoko kembali setelah teriakannya yang pertama, “ Akkh!! “ teriakan yang mencekam terdengar setelah itu, “ Hentikan! ! hentikan! ! “ tubuh Kyoko meringkuk seperti menahan rasa sakit, melawan dirinya yang lain, “ Kyoko tidak ingin membunuh Rei “ suaranya bergetar, “ Kyoko tidak mau membunuh lagi “ suaranya semakin bergetar. Isakan nafas yang tercekat terdengar, tubuhnya pun ikut bergetar namun itu tak berlangsung lama, perlahan tubuhnya kembali normal.
.
.
.
.
.
“ Rei.., Rei.. “ tatap Kyoko pada Rei yang sudah tidak bergerak lagi. Tampaklah diri Kyoko yang normal kembali. Kyoko berhasil melawan kekuatan yang menguasai dirinya, namun bukan waktunya Kyoko senang, saat ini dihadapannya terdapat Rei yang tak sadarkan diri.
“ Rei-san.. bangun! “ Kyoko berusaha menyadarkan diri Rei, namun tak ada reaksi apapun dari Rei.
Tubuhnya benar-benar pucat, Kyoko segera memeriksa denyut nadinya, apakah Rei masih sempat diselamatkan. Namun ekspresi Kyoko menampakkan hal yang menyedihkan, denyut nadi milik Rei tidak berdenyut sama sekali, apakah Rei benar-benar mati begitu mudah? Kyoko antara percaya dan tidak percaya dengan hal ini, frustasi mulai mengkerubungi kepalanya, “ apa yang Kyoko lakukan? Rei-san, maafkan Kyoko~ “ tangisan layaknya anak kecil meledak, hal yang ditakutkan Kyoko sedang dihadapinya saat ini. Bayang-bayang traumanya terlihat dimatanya sekarang, “ Hwaaaa~~ “ Kyoko benar-benar menangis seperti anak kecil yang kehilangan ibunya.
“ Rei-san! Rei-san! “ begitulah ia menangisi Rei yang bahkan baru dikenalnya sehari.
.
.
.
.
.
.
.
 “ BWAAAA! “ jumpscare dari Rei tiba-tiba, menghentikan tangisan Kyoko.
“ . . . . . . . “ dan suasanapun menjadi hening.
“ Hahahaha! “ tawa Rei meledak, “ yare yare seharusnya kau melihat dirimu saat itu, nee “ ledek Rei kembali.
“ Rei-san, kau masih hidup? “ Kyoko sebenarnya bisa saja menampar Rei keras-keras karena sikapnya yang kurang ajar. Tapi hal yang membingungkan ini memenuhi kepalanya.
“ Tentu saja aku masih hidup, “ Rei memperlihatkan luka dilehernya yang sudah tertutup, “ aku mahluk yang sama denganmu “ lanjut Rei.
“ Mahluk yang sama dengan Kyoko? “ Tanya Kyoko,  “ lalu, bagaimana dengan denyut nadi itu? “ Kyoko masih bingung dengan yang terjadi sebenarnya.
“ Hhh.. kau ini polos atau bodoh? Aku adalah Vampire.. “ ucap Rei yang akhirnya membuka identitas aslinya.
“ Tapi Kyoko ini bukan vampire, “ jawab Kyoko dengan polosnya.
“ Ahh.. intinya kita bukan sama-sama manusia, nee “ ujar Rei.
“ Lalu, jika bukan Vampire kau ini apa? “ lanjut Rei bertanya.
“ Kyoko ini.. Inu, mungkin? “ ucap Kyoko ragu.
Inu? “ Rei langsung menatap lekat pada tubuh Kyoko, memeriksa apakah ada benda yang tumbuh ditubuhnya seperti kuping atau ekor yang lucu.
 “ Tidak ada ekor dan kuping? “ tukas Rei heran sekaligus kecewa.
“ Ekor? Kyoko sedang tidak menampakkannya saat ini “ pipi Kyoko memerah seketika.
“ Hee? “ seringai khas Rei tampak kembali.
Sinar Fajar mulai muncul dari persembunyiannya, tampaknya malam telah berakhir, semalaman mereka melakukan perjalanan, dan ini adalah misi kecil yang paling memakan waktu lama dari semua misi kecil yang Rei jalani.
“ Ya ampun, berapa lama kita berada di Hutan ini, “ ketus Rei, “ Yosh, bisa kita mulai kembali perjalanan kita, nona? “ bangkit Rei memulai perjalanannya kembali, seakan tidak ada apa-apa yang terjadi.
“ Tunggu, Rei-san.. “ panggilan Kyoko menghentikan langkah kaki Rei.
“ Hnn? “ Rei menolehkan wajahnya pada Kyoko.
“ Terima kasih.. sudah membantu Kyoko, “ ucapnya pelan.
“ Haa? “ Rei bingung atas apa maksud ucapan Kyoko.
“ Kyoko belum bisa mengendalikan kekuatan yang ada didalam diri Kyoko, tapi berkat tindakan Rei-san tadi, Kyoko dapat mengalahkannya sendiri. Jadi −jika tidak keberatan, maukah Rei-san mengajari Kyoko untuk mengendalikan kekuatan ini? Karena sepertinya Rei-san cukup kuat untuk menahan kekuatan Kyoko? “ ucapannya kali ini adalah ucapan terpanjang pertama yang  Kyoko lontarkan.
“ Guru? Kalo soal roh atau semacamnya kau bisa belajar dengan Mori, kau tau Shine pernah tidak sengaja membeberkan rahasianya kepadaku tentang Mori, bahwa dia adalah perwujudan dari Roh Anjing. Ya~ kau bisa saja belajar denganku, tapi kau akan sedikit mengalami babak belur. Jadi lebih baik kau belajar dari pakarnya langsung. “ ucap Rei tersenyum. Sebenarnya kata itu merupakan alasan secara halus untuk menolak Kyoko, mengingat dirinya yang kewalahan menahan kekuatan Kyoko, meskipun Rei dapat beregenerasi dengan cepat.
“ Mori? “ Tanya Kyoko
“ Tatsugi Mori, ketua Guro, kau lupa? “ balas Rei.
“ Ke-ketua mahluk yang sama dengan Kyoko? “ matanya berbinar seketika.
“ Berbeda, kau siluman dia roh, baiklah ayo kita jalan, nona, mau berapa lama kau duduk disini “ Rei kembali menggendong tubuh Kyoko kepundaknya seperti yang dilakukannya pertama kali.
“ Ah! Ba-baik, tapi Rei-san, sebenarnya Kyoko bisa berjalan sendiri “
“ Aku hanya tidak ingin kaki kecilmu itu terluka “ ledek Rei, kemudian lenyap dari tempat itu.

Misi Rei selesai pada saat itu juga, berkas milik Kyoko terisi lengkap akan informasi-informasi tentang dirinya, dan diterima oleh Mori, Rei langsung mengistirahatkan dirinya dengan lega. Kyoko salah akan perkiraannya, ternyata anggota Guro bukanlah manusia seluruhnya seperti yang dikhawatirkan oleh Kyoko. Bahkan ketua Guro itu sendiri merupakan Roh, dan Rei sendiri sebagai orang Guro pertama yang ia temui adalah seorang Vampire. Dan Kyoko akhirnya mau tinggal dikastil itu. Lalu bagaimana dengan anggota lainnya? Siapakah mereka? Apa mereka juga mahluk yang berbeda? Kyoko semakin penasaran akan mereka. Kyoko pun juga terbuka akan dirinya, tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi, tidak ada yang akan membenci Kyoko disini, tidak ada yang akan membunuh Kyoko disini, karna di Guro ini keluarga baru Kyoko dibentuk.
Spoiler~
Dan keesokan paginya.
Seluruh Anggota Guro telah dikumpulkan pada aula kastil, pintu utama terbuka, dan tampak seorang pria berambut coklat kemerahan memasuki aula dengan kinagashi dan jubahnya yang berkibar. Dengan mantapnya langkah kaki itu berjalan lurus diantara gerombolan anggota Guro.
Tap!
Pria itu naik pada sekotak kayu yang menyerupai panggung kecil, dan dengan kharismanya ia berbalik menatap seluruh anggota. Senyum angkuhnya terlukis diwajah, dan dia pun berseteru “ Wahai seluruh anggota Guro yang kuhormati, Fujiwara Rei sebagai Rookie Guro telah berdiri disini untuk mewakili pesan Ketua. Malam ini persiapkanlah diri kalian akan misi besar yang akan kita hadapi secara besar-besaran. Karena harta karun besar sudah menunggu kita. “ ucapnya dengan seringai khasnya.
-To Be Continued-